Selasa, 30 Juni 2009

Daftar Kecelakaan Udara Terburuk di Dunia, Kecelakaan Pesawat RI Masuk Daftar Terburuk

Kecelakaan pesawat terburuk di dunia terjadi pada 27 Maret 1977, 583 orang tewas.

Selasa, 30 Juni 2009, 17:04 WIB
Elin Yunita Kristanti
Tim pencari menemukan potongan ekor pesawat Air France (AP Photo/Brazil's Air Force)

VIVAnews - Daftar kecelakaan pesawat bertambah. Sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Yaman jatuh di negara pulau Comoros di Samudera Hindia, Selasa 30 Juni 2009. Lebih dari 150 orang penumpang belum diketahui nasibnya.

Kecelakaan tersebut masuk dalam daftar kecelakaan udara terburuk di dunia. Dalam daftar yang sama, juga masuk satu peristiwa kecelakaan di Indonesia, yakni kecelakaan pesawat Garuda Indonesia A-330 di dekat Bandara Polonia Medan.

Berikut daftar kecelakaan udara terburuk di dunia, menurut waktu kejadian:

  1. 30 Juni 2009, pesawat Yemenia, Airbus A-310 tujuan Pulau Comoros mengalami kecelakaan di Samudera Hindia. Nasib 153 penumpang belum diketahui.
  2. 1 Juni 2009, pesawat Air France, Airbus A 330 jatuh di Lautan Atlantik, sesaat setelah meninggalkan Brazil. 228 penumpangnya diperkirakan tewas.
  3. 19 Februari 2003, pesawat militer Iran menabrak gunung, 275 penumpangnya tewas.
  4. 25 Mei 2002, pesawat China Airlines, Boeing 747 meledak di udara dan jatuh di Selat Taiwan, 225 orang tewas.
  5. 12 November 2001, pesawat American Airlines Airbus A 330 meledak setelah tinggal landas dari Bandara JFK di New York. 265 orang tewas, termasuk beberapa orang yang tertimpa badan pesawat.
  6. 31 Oktober 1999, pesawat Egypt Air, Boeing 767 mengalami kecelakaan di Nantucket, 217 orang tewas.
  7. 16 Februari 1998, pesawat China Airlines Airbus A 300 kecelakaan saat mendarat di Bandara Taipei, Taiwan, 203 tewas.
  8. 26 September 1997, pesawat Garuda Indonesia mengalami kecelakaan di dekat Bandara Polonia, Medan. 234 penumpang dan awak pesawat tewas.
  9. 6 Agustus 1997, pesawat Korean Air, Boeing 747-300 kecelakaan saat mendarat di Guam, 228 tewas.
  10. 12 November 1996, pesawat Saudi, Boeing 747 bertabrakan dengan pesawat kargo Kazakh dekat New Delhi, 349 tewas.
  11. 17 Juli 1996, TWA Boeing 747 meledak di Laut Atlantik dekat Long Island, New York, 230 tewas seketika.
  12. 26 April 1994, China Airlines Airbus A300 mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Nagoya, Jepang 264 meninggal.
  13. 12 Desember 1985, pesawat Arrow Air DC-8 mengalami kecelakaan setelah tinggal landas dari Newfoundland Canada. 256 tewas.
  14. 12 Agustus 1985, Japan Airlines Boeing 747 mengalami kecelakaan di dekat pegunungan. 520 tewas. Ini adalah kecelakaan tunggal pesawat terburuk sepanjang sejarah.
  15. 18 Agustus 1980, Saudi Tristar mendarat darurat di Riyadh dan terbakar, 301 tewas.
  16. 25 Mei 1979, American Airlines DC-10 mengalami kecelakaan setelah tinggal landas dari bandara Chicago O'Hare. Sebanyak 275 tewas.
  17. 1 Januari 1978, pesawat Air India, Boeing 747 mengalami kecelakaan setelah tinggal landas dari Mumbai, 213 tewas.
  18. 27 Maret 1977, KLM 474, Pan American Boeing menabrak runway di Tenerife, Pulau Canary, 583 orang tewas. Merupakan kecelakaan pesawat terburuk sepanjang sejarah. (AP)

Aviastar Hilang di Papua, Pesawat Dicari via Darat dan Udara di Distrik Kurima

Selasa, 30/06/2009 10:58 WIB
Nograhany Widhi K - detikNews

Jakarta - Pesawat Aviastar yang hilang di Papua dalam perjalanan dari Dekai ke Wamena masih belum ditemukan. Pencarian pun dilakukan via udara dan darat.

Menurut Safety Manager Aviastar HF Filman (sebelumnya ditulis Firman) ketika dihubungi detikcom, Selasa (30/6/2009) pagi ini ada 3 pesawat yang melakukan pencarian pesawat berjenis Twin Otter bernomor registrasi PK-BRO itu.

Dua pesawat dari Mission Aviation Fellowship (MAF) dan satu pesawat dari Heli Mission.

"Sudah turun lagi karena cuaca kurang mendukung. Nanti lihat perkembangan lagi mereka akan naik kembali," imbuh Filman.

Selain mencari via udara pencarian juga dilakukan melalui jalan darat di Distrik Kurima.

"Itu gabungan dari Basarnas, Polda (Papua) dan kami mencari. Belum ditemukan koordinatnya, tapi hasil laporan dari masyarakat Kurima sudah kita plot (ke dalam koordinat peta)," jelasnya.(nwk/nrl)

Pesawat Aviastar Hilang di Papua, Tim SAR Belum Temukan Pesawat Aviastar

Tim SAR masih melakukan pencarian di sekitar wilayah Papua dan Wamena.
Selasa, 30 Juni 2009, 10:39 WIB
Amril Amarullah
Pesawat kargo Aviastar jatuh di pasir Putih, Gunung Phike, Jayawijaya, Papua (Antara/ Prasetyo Utomo)

VIVAnews - PLH Humas Polda Papua, AKBP Nurhabri menyatakan, saat ini petugas tim SAR masih terus melakukan pencarian pesawat Aviastar jenis Twin Otter yang hilang di Papua dari Dekay menuju Wamena, pada Senin 29 Juni 2009 sore.

Pesawat tersebut dijadwalkan mendarat pada pukul 16.00 waktu setempat di Wamena. "Kami mencari dengan menggunakan helikopter mission dan tim SAR Wamena," kata PLH Humas Polda Papua, Nurhabri, ketika dihubungi VIVAnews, Selasa 30 Juni 2009.

Hingga kini, heli sudah berputar-putar di sekitar Wamena, dan Papua, tetapi belum terlihat ada tanda-tanda sinyal keberadaan pesawat yang hilang atau terjatuh. "Kami masih menuggu laporan, tim kembali ke pangkalan," tuturnya.

Menurut informasi, pesawat sempat kehilangan kontak dan berputar-putar di Wamena. Tiba-tiba, terlihat asap mengepul di Bukit Wamena.

Sebanyak enam awak pesawat dipastikan tewas. Mereka adalah Kapten Pilot Sigit, Kopilot Lukman, Lood Master Nima, mekanik Rahmad, dan dua pramugari Rani dan Ida.

Pesawat bermuatan 10 ton barang kargo. Diantaranya aspal, seng, sembako. Saat ini kondisi pesawat hancur.

Laporan: Banjir Ambarita | Papua

Pesawat Aviastar Jatuh di Wamena

Selasa, 30 Juni 2009 | 03:02 WIB

JAYAPURA, KOMPAS - Pencarian pesawat terbang jenis twin otter milik PT Aviastar Mandiri, Selasa (30/6) pagi ini, kembali dilanjutkan jika cuaca di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, memungkinkan. Pesawat kargo bernomor PK-BRO ini hilang Senin sore dalam penerbangan dari Dekai, Yahukimo, ke Wamena.

Nasib tiga awak di dalam pesawat itu belum diketahui. ”Heli milik misi (Mission Aviation Fellowship/MAF) sudah berangkat melakukan pencarian, tetapi belum ada hasil karena cuaca berkabut. Yang dapat kami sampaikan hanya membenarkan bahwa pesawat hilang kontak,” ujar Marthen The Urpon, Manajer Cabang PT Aviastar Mandiri Jayapura, Senin malam.

Awak pesawat, yaitu pilot Kapten Frans Nobel, kopilot Dedi S, dan teknisi Ahmad Chaeroni, belum diketahui nasibnya.

Direktur Utama PT Aviastar Mandiri Bayu Sutanto di Jakarta, Senin malam, menjelaskan, kru pesawat twin otter itu mengontak Bandara Wamena lima menit sebelum jadwal pendaratan. Menurut jadwal, pesawat berangkat dari Dekai pukul 13.32 WIT dan dijadwalkan mendarat di Wamena pukul 14.02.

”Namun, setelah itu tak ada lagi komunikasi dan hingga setengah jam setelah jadwal pendaratan, pesawat yang dinanti- nanti tidak muncul,” kata Bayu.

Tim SAR dengan pesawat MAF dan Trigana berkeliling di atas Pegunungan Tengah, Papua, untuk menelisik keberadaan pesawat tersebut. Kabut disertai gerimis menyulitkan upaya pencarian. Bersamaan dengan kian gelapnya cuaca menjelang petang, pencarian pun dihentikan sementara. ”Tim tersebut akan melanjutkan pencarian besok (Selasa) pagi. Semoga cuaca cerah,” papar Bayu.

Polisi memperkirakan, saat hilang kontak, pesawat berada di sekitar wilayah Tangma-Kurima, Kabupaten Yahukimo.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Ajun Komisaris Besar Nurhabri mengatakan, hingga semalam, isi kontak percakapan terakhir selama enam menit itu belum diketahui.

Pesawat reguler pembawa kargo Dekai-Wamena itu membawa barang kebutuhan pokok seberat 1.617 kilogram.

Menurut catatan Kompas, pada 9 April 2009, pesawat jenis Bae 146-300, juga milik Aviastar, jatuh di kawasan Pegunungan Tengah, Jayawijaya.

Seluruh enam awak, yakni pilot, kopilot, awak kabin, dan teknisi, tewas. (nar/ich)

Senin, 29 Juni 2009

Sebuah Pesawat Twin Otter Hilang di Wamena

Pesawat Twin Otter yang digunakan Gatari-Carson Aerogravity ini serupa dengan pesawat yang dioperasikan Avia Star di Paniai.

Senin, 29 Juni 2009 | 21:11 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Ichwan Susanto

WAMENA, KOMPAS.com - Sebuah pesawat jenis Twin Otter hilang di Wamena, Kabupaten, Jayawijaya, Papua, Senin (29/6). Pesawat bernomor PK-BRO milik Avia Star itu kehilangan kontak dengan menara pemandu Bandara Wamena beberapa saat sebelum sampai tujuan.

Pesawat tersebut berangkat pukul 15.30 WIT dari Bandara Dekai Yahukimo tujuan Wamena dan perkiraan tiba pukul 16.02 WIT. Pesawat sempat kontak dengan petugas pemandu wamena sejak pukul 15.54 hingga 16.00 WIT, namun kemudian kehilangan kontak.

Perkiraan kehilangan kontak di sekitar wilayah Tangma-Kurima, Kabupaten Yahukimo. Pencarian telah dilakukan oleh Heli Mission, namun belum ditemukan karena cuaca berkabut dan hujan. Pesawat tidak membawa penumpang, hanya muatan barang campuran 1.617 kg. Pilot Capt Frans Nobel dan co pilot Dedi S, serta teknisi Ahmad Chaeroni.

Aviastar Hilang di Papua Pencarian Sudah Dilakukan, Diduga Hilang Karena Cuaca

Senin, 29/06/2009 17:07 WIB
Nograhany Widhi K - detikNews

Jakarta
- Pencarian terhadap pesawat Aviastar berjenis Twin Otter sudah dilakukan. Pesawat bernomor registrasi PK-BRO ini diduga hilang karena cuaca.

"Terakhir tadi pencarian sudah dilakukan dari MAF (Mission Aviation Fellowship). Polda setempat juga sudah dilapori, komunikasi sangat sulit. Basarnas juga sudah kita laporkan," ujar Safety Manager Aviastar, Firman ketika dikonfirmasi detikcom, Senin (29/6/2009).

Menurutnya pesawat tersebut hilang setelah 30 menit terbang dari Dekai ke Wamena. Padahal, menurut Firman, cuaca saat lepas landas dari Wamena dilaporkan cerah. Begitu juga cuaca di tempat pendaratan Wamena.

"Hilang di tengah-tengah perjalanan setelah 30 menit terbang. Di celah Pegunungan Kurima. Terjadi perubahan cuaca mendadak yang tidak ada satu orangpun yang bisa memprediksinya," tandas Firman. (nwk/iy)

Pesawat Aviastar Hilang di Papua Hujan dan Kabut Halangi Pencarian Pesawat

Pesawat naas sempat kontak dengan petugas pada pukul 15.54. Setelah itu, hilang.
Senin, 29 Juni 2009, 17:04 WIB
Elin Yunita Kristanti
Pesawat kargo Aviastar jatuh di pasir Putih, Gunung Phike, Jayawijaya, Papua (Antara/ Prasetyo Utomo)

VIVAnews - Pesawat milik PT Aviastar jenis Twin Otter dengan nomor penerbangan PK-BRO dari Dekai, Yakuhimo menuju Bandara Wamena hilang di Papua, Senin 29 Juni 2009. Menurut Juru Bicara Kepolisian Daerah Papua, Ajun Komisaris Besar Nurhabri pesawat tersebut berangkat sekitar pukul 15.30 dari Bandara Dekai, Yahukimo.

Pesawat seharusnya mendarat di Bandara Wamena pada pukul 16.02 waktu setempat. "Pesawat sempat kontak dengan petugas pada pukul 15.54, namun setelah itu hilang kontak," kata Nurhabri ketika dihubungi VIVAnews, Senin 29 Juni 2009.

Menurut Nurhabri di dalam pesawat hanya ada tiga orang yakni pilot, Frans Nobel, Kopilot Dedi S, dan teknisi Ahmad Chaeroni. Pesawat tak membawa penumpang, melainkan barang-barang campuran seberat 1.617 kilogram.

"Menurut perkiraan, pesawat hilang di wilayah Tangma-Kurima, Kabupaten Yahukimo," tambah Nurhabri.

Pencarian direncanakan dilakukan dengan helikopter misi. Namun, sampai saat ini pencarian belum dilakukan karena cuaca berkabut dan hujan.

Sebelumnya, pesawat milik PT Aviastar Mandiri jatuh di Wamena Papua, Kamis 9 April 2009. Menurut informasi, pesawat sempat kehilangan kontak dan berputar-putar di Wamena. Tiba-tiba, terlihat asap mengepul di Bukit Wamena.

Sebanyak enam awak pesawat dipastikan tewas. Mereka adalah Kapten Pilot Sigit, Kopilot Lukman, Lood Master Nima, mekanik Rahmad, dan dua pramugari Rani dan Ida.

Pesawat bermuatan 10 ton barang kargo. Diantaranya aspal, seng, sembako. Kondisi pesawat saat ditemukan, hancur.

Laporan: Banjir Ambarita| Papua

Aviastar Hilang di Papua Pesawat Berisi 3 Orang Kru

Senin, 29/06/2009 16:52 WIB

Nograhany Widhi K - detikNews
Jakarta - Pesawat Aviastar hilang dalam perjalanan dari Dekai ke Wamena, Papua. Ada 3 orang di dalam pesawat itu.

"Ada 3 orang. Semuanya kru, yaitu pilot, kopilot dan engineer," ujar Safety Manager Aviastar, Firman ketika dikonfirmasi detikcom, Senin (29/6/2009).

Menurut Firman, pilot adalah Capt Frans Nobel, kopilot Dedi Sudrajat dan engineer Ahmad Khaironi.

Pesawat Aviastar berjenis Twin Otter ini hilang sekitar 06.54 GMT atau pukul 15.00 Wita. Pesawat bernomor registrasi PK-BRO ini membawa angkutan logistik makanan.(nwk/iy)

Pesawat Aviastar Hilang di Papua

Pesawat tersebut dijadwalkan mendarat pada pukul 16.00 waktu setempat di Wamena.
Senin, 29 Juni 2009, 16:47 WIB
Elin Yunita Kristanti
Pesawat Aviastar jatuh di Papua (ANTARA/Prasetyo Utomo)

VIVAnews - Pesawat Aviastar jenis Twin Otter dari Dekay menuju Wamena hilang di Papua, Senin 29 Juni 2009. Pesawat tersebut dijadwalkan mendarat pada pukul 16.00 waktu setempat di Wamena.

Menurut informasi, sampai saat ini belum ada keterangan di mana pesawat tersebut berada. Komunikasi dari menara komunikasi Bandara Wamena dengan pesawat itujuga terputus.

Menurut informasi, pesawat yang dipiloti Frans Nobel itu mengangkut dua penumpang yakni Ahmad dan seorang teknisi pesawat yang identitasnya belum diketahui.

Sebelumnya, pesawat milik PT Aviastar Mandiri jatuh di Wamena Papua, Kamis 9 April 2009. Menurut informasi, pesawat sempat kehilangan kontak dan berputar-putar di Wamena. Tiba-tiba, terlihat asap mengepul di Bukit Wamena.

Sebanyak enam awak pesawat dipastikan tewas. Mereka adalah Kapten Pilot Sigit, Kopilot Lukman, Lood Master Nima, mekanik Rahmad, dan dua pramugari Rani dan Ida.

Pesawat bermuatan 10 ton barang kargo. Diantaranya aspal, seng, sembako. Saat ini kondisi pesawat hancur.

Laporan: Banjir Ambarita| Papua

Pesawat Aviastar Hilang di Papua

Senin, 29/06/2009 16:40 WIB

Nograhany Widhi K - detikNews
Jakarta - Pesawat Aviastar hilang dalam penerbangan dari Dekai menuju Wamena, Papua. Pesawat itu berjenis Twin Otter .

"Betul. Dari Dekai ke Wamena, kita lost contact 06.54 GMT atau pukul 15.00 waktu setempat," ujar Safety Manager Aviastar, Firman ketika dikonfirmasi detikcom, Senin (29/6/2009).

Dia mengatakan pesawat kehilangan kontak setelah 30 menit lepas landas dari Dekai. Pesawat bernomor registrasi PK-BRO itu membawa logistik makanan.(nwk/iy)

Antisipasi Flu Babi Dephub Rilis Surat Edaran Peringatan ke Seluruh Awak Pesawat

Senin, 29/06/2009 12:42 WIB

Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Departemen Kesehatan (Depkes) berkoordinasi dengan Departemen Perhubungan (Dephub) untuk menanggulangi pandemi virus H1N1. Salah satunya dengan mengeluarkan surat edaran berupa peringatan kepada seluruh awak pesawat dan maklumat pelayaran yang berasal dari luar negeri.

"Isinya pertama semua penumpang harus mengisi surat pernyataan kesehatan Health Alert Cars (HAC)," ujar Menhub Jusman Syafei Djamal usai rakor penanggulangan virus H1N1 di kantor Menko Kesra, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (29/6/2009).

HAC tersebut akan memberikan informasi mengenai data kesehatan para penumpang. Untuk penumpang pesawat, HAC berada di tangan petugas kesehatan di setiap bandara beserta nomor tempat duduknya.

"Selain itu kita juga akan meminta setiap penumpang yang datang dari luar negeri untuk menggunakan masker paling tidak 3 hari," jelasnya.

Saat ditanya apakah akan mengeluarkan travel warning, Jusman menjawab kebijakan itu bukanlah wewenangnya. "Travel advice itu Deplu yang mengeluarkannya," tuturnya.

Hingga saat ini Depkes telah menetapkan 8 pasien penderita flu H1N1. 4 Orang berasal dari Australia dan 4 lainnya berasal dari Singapura.(ape/nrl)

Sabtu, 27 Juni 2009

Lion Air Tergelincir di Bandara Selaparang


Sabtu, 27 Juni 2009 | 19:29 WIB

MATARAM,KOMPAS.com-Pesawat Lion Air MD 190 dengan nomor penerbangan 652 jurusan Jakarta - Mataram tergelincir ketika mendarat di Bandara Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (27/6), sekitar pukul 14.18 Wita.

Pesawat naas yang membawa penumpang sekitar 155 orang dan tujuh awak pesawat itu tergelincir dengan posisi badan pesawat melintang di tengah landasan pacu yang mengakibatkan bandara ditutup selama beberapa jam.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun ratusan penumpang tampak panik, begitu juga dengan keluarga para penumpang yang berada di ruang tunggu tampak tegang melihat peristiwa tersebut sehingga memaksa untuk masuk ke lokasi kejadian.

Menurut Airport Duty Manager Bandara Selaparang, Agus Adi Pratomo, pesawat tersebut tergelincir karena pilot salah posisi ketika akan memutar badan pesawat. "Petugas menara telah memberikan aba-aba supaya pilot memutar pesawat di ujung landasan yang jaraknya 2.100 meter, tetapi pilot memutar pesawat di meter ke 1.600," ujarnya.

Menurut dia, akibat dari kesalahan lokasi memutar badan pesawat itu hidrolik roda depan tidak berfungsi sehingga harus digeret ke tempat parkir pesawat yang seharusnya dengan alat penderek.

Akibat peristiwa tergelincirnya pesawat Lion Air tersebut bandara ditutup sehingga dua pesawat yaitu Garuda tujuan Jakarta dan Riau AirlineS yang dicarter Transnusa tujuan Sumbawa tertunda hingga beberapa jam. Selain itu, sebanyak 175 penumpang pesawat Lion Air yang hendak berangkat ke Jakarta masih berada di ruang tunggu Bandara Selaparang.

Dari ratusan penumpang tersebut terdapat sejumlah anggota DPRD Provinsi Jambi yang melakukan kunjungan kerja ke NTB dan lima wartawan dari media cetak nasional seperti Kompas, Bisnis Indonesia, Gatra dan Suara Pembaruan. "Pesawat Lion Air yang seharusnya berangkat pukul 14.20 tertunda hingga pukul 18.30 wita, para penumpang sudah diberikan informasi agar bisa memaklumi kesalahan teknis itu," ujarnya.

Sementara itu, Manager Station, Lion Air, Indra Aprianur, membantah peristiwa tersebut akibat kesalahan dari pilot. "Pesawat hanya belok terlalu ekstrim sehingga roda depan ngeblok yang menyebabkan hidrolik roda depan tidak berfungsi dan kondisi pesawat juga laik terbang," ujarnya.

Sent from Indosat Blackberry powered by

ONO
Sumber : Ant


Lion Air Bantah Pesawatnya Tergelincir


Lion Air tidak tergelincir bahkan tidak rusak. Hanya saat belok terlalu kencang.
Sabtu, 27 Juni 2009, 19:21 WIB
Amril Amarullah
Maskapai Lion Air (flickr.com)

VIVAnews - Management Lion Air membantah, jika pesawat jenis MD 90 mengalami kerusakan dan mengakibatkan tergelincir, di Bandara Selarapang, siang tadi, Sabtu 27 Juni 2009.

Manager Oprasional Lion Air Indra Apriannur, mengatakan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 653 itu hanya mengalami slip ban depan sehingga berbelok 180 derajat di Runway 9 Bandara Selaparang.

"Pesawat kami tidak tergelincir bahkan tidak rusak. Hanya saat berbelok ban depan menikung terlalu kencang,saya berada dilokasi sejak tadi," kata Indra kepada wartawan di Bandara Selaparang Mataram.

Meski demikian Indra menolak menyatakan jika Insiden itu murni disebabkan kesalahan manusia dalam hal ini pilot pesawat Lion Air MD 90. Menurutnya dia tidak berhak mengeluarkan pernyataan itu karena harus melalui pihak managemen Lion Air di Jakarta.

Sementara itu Duty Manager Bandara Selaparang Agus Adi Pratono menjelaskan pesawat berada pada kilometer 1600 dengan posisi menyilang ditengah runway. Itu mengakibatkan sejumlah pesawat lainnya baik yang hendak mendarat maupun tinggal landas tidak dapat dioperasikan.

"Posisi pesawat berada tepat dipinggir runway dan moncongnya sudah keluar dari garis sehingga ngeblok runway sejauh 7 meter ,"ujar Agus.

Untuk memundurkan pesawat itu,lanjut Agus,harus menngunakan dongkrak dan pipa besi panjang untuk menjaga agar ban depan pesawat tidak patah. Itu dilakukan karena Bandara Selaparang tidak memiliki alat bantu penarikan pesawat atau disebut Towwing Barr.

Meski mengalami insiden namun pesawat tersebut tidak mengalami kerusakan. Bahkan penumpang juga selamat tanpa ada yang cedera. Saat ini pesawat tersebut akan diberangkatkan menuju Jakarta. Pesawat tersebut berkapasitas 175 orang termasuk awak pesawat yang terdiri dari dua pilot dan empat pramugari.

Berbagai insiden seperti gangguan pada hidrolik,kerusakan pada alat komunikasi hingga kerusakan pada roda pesawat kerap dialami oleh pesawat Lion Air.

Bahkan pada tanggal 4 Juni lalu pesawat Wings Air dengan nomor penerbangan IW 8387 tujuan Mataram-Surabaya juga sempat tertunda. Akibatnya 18 Anggota Dewan memprotes pihak management pesawat. Saat itu Indra menjelaskan jika pesawatnya mengalami kerusakan alat informasi.

Laporan: Edy Gustan | Mataram

• VIVAnews