Kamis, 28 Januari 2010

Pesawat Merpati Buka Penerbangan Kotabaru-Banjarmasin

Kotabaru (ANTARA News) - Pesawat Merpati Airlines segera beroperasi di Bandara H Gusti Syamsir Alam Stagen, Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk membuka penerbangan rute Kotabaru-Banjarmasin dan sekitarnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kotabaru, Faturrahman, S Sos, di Kotabaru, Kamis, mengatakan, rencana beroperasinya pesawat Merpati Airlines di Bandara Stagen untuk menutupi hari kosong yang tidak ada penerbangan di bandara tersebut.

"Saat ini di Bandara Stagen terdapat tiga hari yang kosong, karena pesawat Trigana Airlines yang membuka penerbangan rute Banjarmasin-Kotabaru (PP) dan Balikpapan-Berau (PP) hanya melakukan empat kali penerbangan dalam sepekan, yakni, Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu," katanya.

Sedangkan untuk hari yang kosong itu, yakni, Selasa, Kamis dan Minggu, penerbangan akan dilayani pesawat Merpati Airlines yang rencananya juga akan mengoperasikan jenis pesawat ATR-42 sama dengan jenis pesawat yang dioperasikan Trigana Airlines.

"Kita berharap, dalam kondisi tersebut ada persaingan pelayanan dan harga, sehingga masyarakat akan mememilih mana yang lebih baik," ujarnya.

Dalam rekomendasinya, Fatur meminta kepada perusahaan yang akan mengoperasikan pesawat Merpati Airlines, hendaknya melakukan penerbangan dari Kotabaru ke Banjaramsin sekitar pukul 08.00 Wita.

Sedangkan untuk penerbangan dari Banjarmasin ke Kotabaru sekitar pukul 16.00 Wita. Selebihnya pada siang hari terserah perusahaan akan membuka penerbangan di mana saja.

"Jika perusahaan penerbangan dapat menyetujui permintaan tersebut, Insya Allah penumpang akan ramai, karena waktu penerbangan tersebut sesuai dengan jadwal rapat di kantor-kantor," kata dia.

Menyinggung permintaan perusahaan akan fasilitas dari pemerintah Kabupaten Kotabaru, ia tidak berani menjanjikan, karena masih dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pemerintah daerah.

"Permintaan fasilitas yang diminta, diantaranya, tempat parkir pesawat, penginapan pilot dan awak pesawat serta jaminan keamanan," terangnya.(*)

"Immigration On Board" Garuda Terima Sertifikat MURI

Jakarta (ANTARA News) - Layanan "Immigration on Board" hasil kerjasama Garuda Indonesia dengan Direktur Jenderal Imigrasi dan BNI46 menerima sertifikat Museum Rekor Indonesia (MURI).

Penyerahannya dilakukan oleh Presiden MURI Jaya Suprana kepada Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, lalu dari Menkumham kepada Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar di Jakarta, Selasa malam.

Presiden MURI, Jaya Suprana menegaskan, penghargaan tersebut karena layanan pemberian visa di atas pesawat tersebut tidak hanya pertama di Indonesia, tetapi juga di dunia.

"Sementara itu, Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan HAM juga dianggap sebagai satu-satunya institusi pemberi visa di dunia yang memberikan layanan `visa on arrival` di atas pesawat," katanya.

Menurut Emirsyah Satar, "Immigration on Board" adalah layanan pengurusan dokumen keimigrasian berupa pemberian "visa on arrival" di atas pesawat Garuda Indonesia.

Pelaksananya adalah petugas imigrasi yang dipersiapkan secara khusus dalam setiap penerbangan Garuda Indonesia pada rute Tokyo (Jepang) menuju Denpasar dan Jakarta (Indonesia).

Untuk mendapatkan layanan "Immigration on Board", para penumpang asing (warga Jepang) diminta untuk membeli voucher pembayaran "visa on arrival" terlebih dahulu di counter check-in Garuda Indonesia di bandara Narita - Tokyo.

Pemeriksanaan passport dan pemberian visa on arrival akan diproses di atas pesawat (dalam penerbangan ) oleh dua petugas imigrasi khusus yang turut terbang bersama penumpang.

Penumpang juga akan mendapat satu kartu khusus untuk diserahkan kepada petugas imigrasi di konter yang telah disediakan di bandara kedatangan.

Layanan "Immigration on Board" akan menghindarkan para penumpang dari antrian di konter imigrasi biasa, sehingga lebih menghemat waktu dan penumpang menjadi lebih nyaman.

"Layanan ini pada masa datang, akan dikembangkan pada rute-rute internasional lainnya," katanya.

Ia juga merasa sangat terkesan penganugerahan sertifikat dari MURI ini mengingat layanan ini sejatinya dilaksanakan Garuda Indonesia sebagai bagian dari upaya peningkatan layanan kepada pengguna jasa, khususnya para wisatawan asing ketika berkunjung ke Indonesia.

Layanan ini, tambah Emirsyah, dianggap berbeda dengan layanan imigrasi lainnya diatas pesawat yang pernah dibuat.

Layanan "Immigration on Board" ini merupakan proses pengeluaran dan pemberian visa bagi wisatawan asing sementara layanan yang pernah ada hanya merupakan proses pemberian stempel entry, tanpa memberikan visa.(*)

Rabu, 27 Januari 2010

Garuda Segera Tunjuk Penjamin Emisi "Go Public"

Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) sedang dalam proses menunjuk penjamin emisi (underwiter) untuk penawaran saham perdananya (IPO atau Go Public) Juni tahun ini, demikian Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar di Jakarta, Rabu.

"Proses penetapan underwriter sedang berlangsung, diharapkan segera diperoleh hasilnya," kata Emirsyah Satar, usai menerima sertifikat penghargaan "4-Star SkyTrax Airline Ranking."

Menurut Emirsyah, persiapan IPO sudah dimulai sejak kuartal empat 2009, sedangkan persiapan lainnya seperti aspek hukum, penetapan penasehat keuangan dan penetapan nilai perusahaan sudah berlangsung jauh hari sebelum itu.

Emirsyah belum berani merinci nilai saham perusahaan saat IPO dengan hanya menjelaskan bahwa jumlah saham yang akan dilepas ke pasar modal maksimal 40 persen. "Jadi sangat tergantung situasi pasar," katanya.

Garuda berharap dana hasil IPO mencapai 300 juta dolar AS, atau setara sekitar Rp2,7 triliun, sedangkan IPO adalah rangkaian dari restrukturisasi perusahaan demi meningkatkan kinerja perseroan.

"Hasil emisi saham akan digunakan ekspansi usaha, juga untuk membiayai penambahan pesawat, peremajaan pesawat, termasuk peningkatan kualitas layanan," tegasnya.

Emirsyah menjelaskan, dalam IPO tersebut nantinya sudah termasuk saham hasil konversi utang terhadap Mandiri.

Sementara itu Menteri BUMN Mustafa Abubakar mendukung langkah Garuda melakukan IPO karena sejalan dengan upaya meningkatkan kinerja perusahaan.

Pada 2010, manajemen Garuda menargetkan pertumbuhan laba sebesar 20 persen menjadi sekitar Rp1,2 triliun, dari proyeksi laba 2009 sekitar Rp1 triliun.

"Kami memperkirakan pertumbuhan Garuda bisa mencapai 20 persen dibanding tahun lalu," kata Emisryah.

Pada saat yang sama pada 2010 pendapatan juga ditargetkan tumbuh menjadi Rp21,6 triliun, dari tahun 2009 sebesar Rp18 triliun.(*)

Sabtu, 23 Januari 2010

Wings Air Buka Rute Labuha-Manado

Ternate (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Wings Air akan membuka rute penerbangan Labuha, Maluku Utara dari dan ke Manado, Sulawesi Utara mulai akhir Januari 2010.

Kepala Dinas Perhubungan Halsel, Zulfikra B. Duwila ketika dihubungi dari Ternate Sabtu mengatakan, pembukaan rute penerbangan Wings Air Labuha-Manado tersebut merupakan hasil kerjasama Pemkab Halsel dengan pihak Wings Air.

Pada tahap pertama Wings Air akan melayani rute penerbangan Labuha-Manado dua kali seminggu yakni Selasa dan Kamis. Jenis pesawat yang akan digunakan adalah tipe 74/500, berkapasitas 58 penumpang.

Zulfikra mengatakan, adanya penerbangan langsung Labuha-Manado tersebut akan memudahkan masyarakat dan para pelaku usaha di Halsel yang akan ke Manado dan daerah lainnya di Indonesia atau sebaliknya.

Masyarakat Halsel selama ini jika ingin ke Manado atau daerah lainnya di Indonesia harus menyebrang terlebih dahulu ke Ternate menggunakan kapal laut selama delapan jam. Baru kemudian melanjutkan perjalanan dengan pesawat atau kapal laut.

"Adanya penerbangan langsung Labuha-Manado tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan arus wisatawan ke Halsel. Wisatawan yang berkunjung di Manado bisa sudah bisa langsung melanjutkan kunjungan ke Halsel," ujar Zulfikra.

Halsel merupakan objek wisata andalan di Malut, terutama objek wisata bahari, namun selama ini jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu belum banyak karena adanya sejumlah kendala terutama transportasi udara.

Ia mengatakan, Pemkab Halsel juga telah pula melakukan pembicaraan dengan maskapai penerbangan Merpati untuk membuka rute penerbangan langsung Manado-Labuha-Sorong, Papua Barat.

Pihak Merpati rencananya akan membuka rute penerbangan Manado-Labuha-Sorong tersebut pada 2010 ini. Selama ini Merpati sudah pula membuka rute penerbangan ke Labuha, namun baru terbatas untuk rute Labuha-Ternate.

Menurut Zulfikra, Pemkab Halsel juga tengah mengupayakan pembangunan Bandara di Pulau Obi untuk membuka peluang adanya penerbangan ke Pulau itu menyusun banyaknya investor yang tertarik menanamkan modal pada sektor pertambangan dan perikanan di sana.(Ant)

Rabu, 20 Januari 2010

Lion Turunkan Tim Cek Pesawat Tergelincir


Padang - Manajamen Lion Air telah menurunkan tim untuk mencek kondisi pesawat JT 354 yang tergelincir di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Selasa (19/1) sekitar pukul 19.00 WIB.
"Kita belum mendapatkan laporan secara pasti apa penyebab tergelincirnya pesawat yang berangkat dari Jakarta pukul 17.30 Wib menuju Padang dan mendarat pukul 19.00 WIB itu," kata Humas Lion Air Edwar Sirait ketika dikonfirmasi melalui telepon genggamnya dari Padang, Rabu.
Ia menjelaskan, laporan sementara yang diterima, pesawat yang mangangkut penumpang 160 orang itu mendarat dalam cuaca sedang hujan.
Pesawat mendarat dalam keadaan normal sampai ke lokasi parkir, tetapi di avron petugas menemukan lumpur di ban pesawat dan peristiwa itu tidak diketahui penumpang sehingga penumpang langsung pulang dan tidak ada sanggahan.
Jadi, tambahnya, guna mengetahui kondisi pesawat, Lion Air sudah menurunkan tim untuk menceknya.
Pelaksana Tugas Harian Kepala Divisi Operasi PT Angkasa Pura II Alzog P Budhi menjelaskan, pesawat Lion Air tergelincir di sebelah kanan runway 33, tetapi 160 penumpang yang berada di dalam kabin tidak mengetahui insiden kecil itu.
Ia menjelaskan, ketika pesawat hendak mendarat, petugas melihat cuaca layak untuk pendaratan meski dalam kondisi hujan.
Karena petugas melihat cuaca layak, maka petugas tower memberi izin mendarat, tapi dari menara tidak terlalu jelas terlihat saat roda pesawat ke luar landas pacu karena pendaratan tampak normal.
Namun, katanya, ketika petugas parkir melihat ban pesawat sebelah kanan berlumpur, maka pihaknya bertanya tetapi dibenarkan tenaga teknisi ban pesawat slip ke kiri pas waktu mendarat.
"Pilot pesawat tak ada laporan ke kami. Ternyata ban menyentuh garis luar dari runway. Mungkin saat kejadian pilot sadar sehingga dikendalikan lagi ke tengah landasan," katanya.
Akibat insiden kecil itu, tambahnya, dua lampu runway pecah karena tertabrak ban pesawat, tapi pesawat masih bisa berjalan sampai area parkir.
Lebih lanjut dijelaskannya, ketika diselidiki ada partikel yang masuk ke mesin sehingga kondisi pesawat tak layak lagi terbang.
Namun, penumpang yang berada dalam pesawat tidak merasakan terjadi apa-apa sehingga pulang begitu saja, tak ada terlihat kepanikan.
Kendati demikian, insiden itu dalam penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Penumpang Lion Air Padang-Jakarta harus tertunda satu jam dan penumpang akan diangkut pesawat dengan maskapai yang sama yang didatangkan dari Singapura," katanya.(Ant)

Senin, 18 Januari 2010

Wings Air Anak Lion Air Buka Dua Rute di Indonesia Timur


Jakarta (ANTARA News) - Wings Air, anak perusahaan Lion Air, bersiap membuka dua rute baru pada Januari 2010, menyusul beroperasinya tiga armada baru ATR 72-500 sejak Januari 2010.

Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait saat dihubungi di Jakarta, Minggu, mengatakan, dua rute itu yakni Ambon-Manokwari pulang pergi (pp) dan Manado-Melangguane p.p.

"Rute itu akan kami layani dengan pesawat terbaru Wings Air yakni ATR 72-500 berkapasitas 72 tempat duduk," katanya.

Rute baru Ambon-Manokwari direncanakan akan beroperasi mulai 20 Januari 2010 setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu dua kali per hari. Sedangkan rute baru Manado-Melangguane pp mulai 22 Januari 2010 setiap Senin, Rabu, Jumat, Minggu juga dua kali per hari.

Selain itu, kata Edward, pesawat baru ATR 72-500 akan melayani penambahan jumlah penerbangan di beberapa rute lainnya seperti ke Fakfak, Sorong, Ternate, Kaimana, Nabire, Jayapura dan Ambon.

"Pengembangan ini sejalan permintaan pasar dan dalam rangka mendukung program pembangunan pemerintah di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta mensinergikan jalur pelayanan penerbangan dari bandara-bandara kecil dengan bandara-bandara besar (sebagai feeder)," katanya.

Untuk itu, tegasnya, pihaknya telah memesan 30 pesawat ATR 72-500 baru. Pesawat ini dapat terbang selama empat jam tanpa henti dan tidak membutuhkan landasan yang panjang untuk tinggal landas dan mendarat.

Pesawat ini juga telah menggunakan mesin dan alat navigasi yang terbaru atau generasi terakhir dengan tingkat kebisingan dan akurasinya telah memenuhi standar penerbangan pada masa-masa mendatang.

"Pesawat ini juga telah banyak digunakan baik di Eropa maupun Asia sehingga dukungan suku cadangnya telah terjamin," katanya.

Komisaris Wings Air, Rusdi Kirana sebelumnya mengaku, "kedatangan pesawat adalah bukti kepercayaan dunia terhadap bangsa Indonesia dan merupakan bentuk apresiasi internasional terhadap pengembangan penerbangan nasional menuju sistem angkutan udara yang lebih baik".

Selain itu, tambah Rusdi, dukungan perbankan internasional untuk membiayai pengadaan pesawat ATR 72-500 merupakan gambaran kepercayaan dunia internasional pada Indonesia.(*)

Minggu, 10 Januari 2010

Kurang Pesawat, Izin Terbang RAL Terancam Dicabut

Pekanbaru (ANTARA News) - Izin usaha penerbangan maspakai Riau Airlines (RAL) terancam dicabut Departemen Perhubungan, jika maskapai tersebut tidak bisa memenuhi persyaratan batas minimum pesawat yang dioperasikan sesuai dengan Undang-Undang (UU) No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

"Kita masih kekurangan pesawat untuk memenuhi regulasi," kata Direktur Utama RAL Teguh Tryanto kepada ANTARA di Pekanbaru, Minggu.

Menurut Teguh, hingga kini RAL baru memiliki tujuh unit pesawat. Armada maskapai yang saham mayoritasnya dimiliki Pemprov Riau tersebut antara lain dua unit Avro RJ-100 dan sisanya Fokker-50.

Berdasarkan UU Penerbangan, ujarnya, pemerintah memberi batas waktu hingga Desember 2010 bagi maskapai untuk memenuhi regulasi tersebut. Seluruh maskapai penerbangan minimal harus memiliki 10 pesawat dan lima diantaranya harus berstatus hak milik untuk dapat terus beroperasi.

Tanpa memenuhi persyatan itu, maka Departemen Perhubungan akan mencabut SIUP (surat izin usaha penerbangan). Sedangkan, solusi lainnya adalah perusahaan maskapai melakukan merger.

Teguh Tryanto menjelaskan, RAL akan menambah tiga pesawat pada tahun ini. Penambahan armada tersebut, lanjutnya, tetap mengutamakan jenis pesawat yang sesuai dengan pengambangan bisnis sebagai "feeder airlines" di Pulau Sumatera. Karena itu, belum lama ini RAL juga memutuskan untuk menutup sementara rute Pekanbaru-Jakarta karena dinilai tidak menguntungkan.

"Kita ada dua kepentingan untuk menambah pesawat, yakni untuk kepentingan pemenuhan regulasi dan kepentingan bisnis," ujarnya.

Ia menjelaskan, perusahaan kini tengah mengkaji mengenai rencana pembelian pesawat tersebut yang akan dipaparkan ke pemilik saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

"Untuk kebutuhan pembelian pesawat, tentu kita sesuaikan dengan kebutuhan. Yang pasti untuk rute di Sumatera kita tidak mungkin membeli pesawat besar seperti Boeing," katanya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Riau, Emrizal Pakis, mengatakan pada tahun ini Pemprov Riau sebagai pemegang saham terbesar RAL telah mengalokasikan sekitar Rp30 miliar dari APBD.

"Dana Rp30 miliar itu untuk penyertaan modal, pengelolaan dana untuk apa itu terserah manajemen RAL," kata Emrizal.

Ia mengakui bahwa dana tersebut mungkin tidak cukup untuk menambah armada baru. Karena itu, ujarnya, Pemprov Riau juga membantu mempromosikan RAL kepada sektor swasta.

"Pemprov Riau mendorong agar ada kolaborasi RAL dengan sektor swasta untuk bekerja sama, sehingga ada solusi untuk penambahan kekurangan tiga armada untuk memenuhi regulasi penerbangan," katanya.(*)

Selasa, 05 Januari 2010

INACA Perkirakan Kenaikan Penumpang 8 Persen

Jakarta (ANTARA News) - Indonesian National Air Carrier Association (INACA) memperkirakan terjadi lonjakan penumpang pesawat udara sekitar 7-8 persen menjelang Natal 2009 dan Tahun Baru 2010.

"Perkiraannya sebesar itu karena kelihatannya krisis ekonomi global sudah terlewati dan sudah menunjukkan geliat pertumbuhan," kata Sekjen INACA Tengku Burhanudin saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Ia juga memperkirakan, rute-rute yang akan mengalami lonjakan penumpang yaitu rute penerbangan ke wilayah timur Indonesia, seperti Manado dan Medan untuk wilayah barat.

Untuk rute-rute pendek yang menjadi tujuan penumpang yang akan berlibur panjang yaitu Bali, Singapura, Hongkong, China dan Kuala Lumpur.

INACA juga memprediksi terjadi perubahan yang cukup signifikan pada dunia penerbangan Indonesia pada 2010 dan akan ada kenaikan penumpang sekitar tujuh persen.

"Namun, hal itu harus juga dibarengi dengan kondisi ekonomi yang terus membaik, jika harga tiket naik tapi daya beli masyarakat kurang, pasti akan tetap turun," jelasnya.

Selain pertumbuhan ekonomi, kenaikan sebanyak tujuh persen juga dipengaruhi oleh bertambahnya armada beberapa maskapai nasional.

Kondisi politik juga bisa mempengaruhi perubahan dalam sektor penerbangan.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait saat dihubungi terpisah menuturkan, kenaikan arus mudik liburan Natal dan Tahun Baru, cukup rapat.

Maksudnya, pada minggu pertama hingga minggu kedua terjadi kenaikan tinggi, bahkan ada beberapa rute penerbangan yang sudah dipesan semua.

Namun dia tidak memberikan keterangan berapa prosentase kenaikan penumpang menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini.

"Permintaan naik, harga tiket juga naik, ini wajar terjadi pada semua maskapai. Namun kami tetap berpedoman pada tarif batas atas yang telah ditentukan pemerintah," kata Edward.

Ia mengatakan, tiket untuk rute penerbangan ke Manado, Medan, Bali dan Jawa Timur, untuk keberangkatan 25 Desember 2009, sudah habis.

Pihak manajemen Lion Air berencana melakukan penambahan penerbangan.

"Ini baru rencana, kami belum melakukan pengajuan kepada Dephub. Hanya memang di rute tertentu ada kenaikan signifikan," katanya.

Walau jumlah penumpang untuk rute domestik meningkat tajam, penerbangan ke luar negeri sangat normal dan bahkan bisa dikatakan belum ada tanda-tanda peningkatan.

Edward juga menjelaskan, untuk tahun depan, Lion Air memprediksi akan ada kenaikan jumlah penumpang maskapai penerbangan itu sebesar 15 persen.

"Hal ini dikarenakan penambahan armada yang kami lakukan," jelasnya.

Bahkan, sebelumnya Lion mengumumkan, mulai Desember 2009 akan mengoperasikan 30 pesawat B737- 900ER dari 178 yang dipesannya.(*)

Lion Pertimbangkan Beli 10 Pesawat Badan Lebar

Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta terbesar, Lion Air, tengah mengkaji kemungkinan memesan 10 pesawat baru berbadan lebar pada semester kedua tahun ini.

"Kami sedang pelajari untuk menambah 10 pesawat wide body (badan lebar) semester kedua tahun ini," kata Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana menjawab pers di Jakarta, Selasa.

Rusdi menjelaskan, 10 pesawat berbadan lebar yang akan dipesan Lion kemungkinan adalah Boeing 777 dan A-330 300.

"Pembiayaannya (untuk pembelian red), kemungkinan besar dari pihak ketiga. Sebagian besar dari Eropa, salah satunya adalah BNP Paribas," kata Rusdi.

Rusdi mengakui, 10 pesawat itu akan dioperasikan untuk pembukaan sejumlah rute baru di kawasan Asia Timur seperti Jepang dan negara lainnya.

Rusdi optimis mampu mendatangkan pesawat berbadan lebar itu, menyusul reputasi perusahaannya yang dipercaya lembaga keuangan global untuk memesan 178 pesawat B737-900ER.

"Meski pesanan jangka pendek. Kami optimis," katanya singkat.

Sejak akhir tahun 2009, maskapai ini sudah mengoperasikan dua pesawat berbadan lebar B747-400 untuk rute Jakarta-Jeddah pulang pergi.

30 ATR

Rusdi juga mengakui, pihaknya juga menambah pesanan jenis pesawat ATR untuk dioperasikan di daerah pengumpan (feeder) di sejumlah daerah kabupaten di Indonesia.

"Saat ini kami sudah punya tiga ATR baru antara lain untuk melayani Manado dan sekitarnya. Rencananya, besok (6/1) untuk Manado dan sekitarnya akan dimulai dan dihadiri dubes Perancis untuk Indonesia," katanya.

Rusdi mengatakan, awalnya Lion memesan 15 pesawat, tetapi karena potensi pengumpan di Indonesia cukup besar, maka pesanan ditingkatkan jadi 30 pesawat.

"Tiga puluh pesawat itu secara bertahap akan dikirim hingga 2012," katanya.

Sejumlah kabupaten kota yang diincar tahun ini oleh Lion, tambah Rusdi, antara lain Medan dan sekitarnya, NTB-NTT dan sekitarnya.

"Setelah mereka terbang dari kabupaten kota dengan ATR yang dioperasikan Wings Air, anak usaha Lion Air, selanjutnya ke kota-kota besar menggunakan Lion Air," katanya.(*)