Bengkulu - Departemen Perhubungan akan segera membangun landasan pacu (run way) Bandara Perintis Pulau Enggano Bengkulu sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu.
"Dephub telah memogramkan membangun landasan pacu itu pada 2010 dan merupakan bagian dari tahapan pembangunan Bandara Enggano," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Provinsi Bengkulu Ali Berti, Selasa (8/9).
Sesuai dengan rancangan, landasan yang akan dibangun sepanjang 1.300 meter sehingga minimal bisa didarati pesawat jenis Fokker-50.
Pembangunan Bandara di Pulau Enggano, kata dia, akan dilaksanakan secara bertahap dan seluruh anggaranya ditanggung Dephub. Pada 2009 Dephub mengucurkan anggaran Rp1 miliar untuk kegiatan pembersihan lahan Bandara tersebut.
Ia juga menjelaskan, total kebutuhan anggaran untuk pembangunan Bandara di Pulau Enggano hingga selesai dan siap dioperasikan dibutuhkan dana sekitar Rp15 miliar.
Dephub memberikan perhatian khusus pada Pulau Enggano sebagai daerah rawan bencana.
Bandara Enggano akan dibangun di atas lahan seluas 310 hektere, yang telah dibebaskan Dephub pada 1987, dan sudah dibuatkan sertifikatnya.
Ada tiga pertimbangan Dephub membangun Bandara di kawasan itu, yakni Enggano merupakan salah satu pulau terluar dan berada di tengah Samudra Hindia, rawan bencana dan terisolir.
Dephub mengembangkan fasilitas Bandara di daerah rawan bencana mulai 2008, yang dibagi dalam empat prioritas, dan pembangunan Bandara Enggano masuk dalam prioritas dua.
Enggano, merupakan salah satu pulau yang terletak di tengah Samudra Hindia, memiliki luas wilayah 40.040 hektere berpenduduk 1.700 jiwa, sebagian besar bekerja sebagai nelayan.
Enggano merupakan sebuah kecamatan dengan enam desa yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara.(Ant)
"Dephub telah memogramkan membangun landasan pacu itu pada 2010 dan merupakan bagian dari tahapan pembangunan Bandara Enggano," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Provinsi Bengkulu Ali Berti, Selasa (8/9).
Sesuai dengan rancangan, landasan yang akan dibangun sepanjang 1.300 meter sehingga minimal bisa didarati pesawat jenis Fokker-50.
Pembangunan Bandara di Pulau Enggano, kata dia, akan dilaksanakan secara bertahap dan seluruh anggaranya ditanggung Dephub. Pada 2009 Dephub mengucurkan anggaran Rp1 miliar untuk kegiatan pembersihan lahan Bandara tersebut.
Ia juga menjelaskan, total kebutuhan anggaran untuk pembangunan Bandara di Pulau Enggano hingga selesai dan siap dioperasikan dibutuhkan dana sekitar Rp15 miliar.
Dephub memberikan perhatian khusus pada Pulau Enggano sebagai daerah rawan bencana.
Bandara Enggano akan dibangun di atas lahan seluas 310 hektere, yang telah dibebaskan Dephub pada 1987, dan sudah dibuatkan sertifikatnya.
Ada tiga pertimbangan Dephub membangun Bandara di kawasan itu, yakni Enggano merupakan salah satu pulau terluar dan berada di tengah Samudra Hindia, rawan bencana dan terisolir.
Dephub mengembangkan fasilitas Bandara di daerah rawan bencana mulai 2008, yang dibagi dalam empat prioritas, dan pembangunan Bandara Enggano masuk dalam prioritas dua.
Enggano, merupakan salah satu pulau yang terletak di tengah Samudra Hindia, memiliki luas wilayah 40.040 hektere berpenduduk 1.700 jiwa, sebagian besar bekerja sebagai nelayan.
Enggano merupakan sebuah kecamatan dengan enam desa yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara.(Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar