Makassar - Merpati Airlines mengirimkan pesawat khusus jenis Boeing 737 seri 300 ke Manokwari untuk menjemput penumpang yang memerlukan perawatan khusus akibat kecelakaan pesawat Merpati Boeing 737-300 PK di Bandara Rendani.
Rabu, 14 April 2010
Merpati Kirim Pesawat ke Manokwari untuk Jemput Penumpang Luka
Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Makassar - Merpati Airlines mengirimkan pesawat khusus jenis Boeing 737 seri 300 ke Manokwari untuk menjemput penumpang yang memerlukan perawatan khusus akibat kecelakaan pesawat Merpati Boeing 737-300 PK di Bandara Rendani.
Makassar - Merpati Airlines mengirimkan pesawat khusus jenis Boeing 737 seri 300 ke Manokwari untuk menjemput penumpang yang memerlukan perawatan khusus akibat kecelakaan pesawat Merpati Boeing 737-300 PK di Bandara Rendani.
Merpati Tergelincir ke Sungai, Pesawat Terbelah Dua, Tidak Terbakar
Selasa, 13 April 2010
Merpati Tergelincir, KNKT Kirim Tim ke Manokwari
Merpati Tergelincir ke Sungai, Pesawat Sempat Tabrak Jembatan
Minggu, 11 April 2010
Manajemen Batavia Air "Bungkam" Soal Pesawat Rusak
Garuda Bidik Maskapai Bintang Lima di 2014
Sabtu, 10 April 2010
BII Tingkatkan Kerjasama Strategis dengan Lion Air
Jakarta, 10 April 2010 (ANTARA) - PT Bank Internasional Indonesia Tbk. ("BII") meningkatkan kerjasama strategis dengan PT Lion Mentari Airlines ("Lion Air") dengan menerbitkan Kartu Kredit BII Visa Lion Air dan menyelenggarakan Program Terbang. Peluncuran produk dan program tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur BII, Ridha Wirakusumah dan Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana di Jakarta pada Sabtu, 10 April 2010.!-more->!-more->
Kamis, 08 April 2010
Lion Air Buka Dua Rute Baru
Senin, 05 April 2010
Helikopter Masih di Lokasi Pendaratan Darurat
Ketapang, Kalbar (ANTARA News) - Helikopter MD500 milik PT Intan Perkasa yang mendarat darurat di Desa Tanjung Pasar, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sampai Senin masih berada di lokasi kejadian.
Minggu, 04 April 2010
Listrik Padam di Bandara Kendari, Merpati Delay
Makassar (ANTARA News) - Akibat listrik padam di Bandara Wolter Monginsidi Kendari, pesawat Merpati yang melayani penerbangan Kendari-Makassar mengalami penundaan terbang (delay) selama sekitar 95 menit.
Salah seorang penumpang Merpati MZ.715, dr Hotma dari dalam pesawat di Kendari tujuan Makassar, Minggu malam, mengatakan, seluruh penumpang sudah berada dalam pesawat sekitar pukul 21.50 WITA dan saat pintu pesawat akan ditutup, listrik di bandara padam, sehingga gelap gulita.
Berdasarkan keadaan itu, seluruh instrumen pemandu terbang dari menara pengawas di bandara tidak berfungsi dan pesawatpun diam menunggu listrik nyala.
Untuk sementara penumpang tidak dibolehkan turun dari dalam pesawat, namun setelah mendapat informasi bahwa salah satu pembatas (sekring) putus pada generator di bandara dan membutuhkan waktu lebih 30 menit untuk perbaikan, maka penumpang akhirnya turun, namun mesin pesawat tetap hidup.
Pada pukul 23.10 Wita listrik di bandara kembali normal, namun pesawat baru terbang (take off) pukul 23.25 WITA karena harus mengisi kembali bahan bakar sebab selama menunggu mesin pesawat tetap hidup.
Menurut Hotma, jadwal penerbangan Merpati seharusnya 16.00 Wita dari Kendari ke Makassar, namun pesawat baru tiba (landing) di Bandara Wolter Monginsidi 21.25 WITA, namun seluruh penumpang sudah diberi tahu bahwa penerbangan akan mengalami delay hingga 20.30 Wita.
Penumpang di Bandara Wolter Monginsidi berharap listrik padam di bandara yang mengakibatkan pesawat tertahan untuk take off diharapkan tidak terjadi lagi, sebab rentang waktu padam yang lebih 60 menit membuat penumpang bingung untuk mengambil keputusan, tetap menunggu untuk berangkat atau menunda penerbangan besoknya.(Ant)
Jumat, 02 April 2010
Keputusan Helikopter Mendarat Darurat Sudah Tepat
Pontianak (ANTARA News) - Komandan TNI Angkatan Udara Pangkalan Udara (Danlanud) Supadio Kolonel (Pnb) Imran Baidirus menilai tepat keputusan pilot helikopter MD500 untuk melakukan pendaratan darurat di Desa Tanjung Pasar, Ketapang, saat mengetahui mesin helikopternya bermasalah.
"Dalam situasi sulit seperti itu seorang pilot dituntut berpikir cepat dan cermat, sehingga tidak berakibat fatal seperti helikopter jatuh karena mesinnya mati," kata Imran Baidirus saat dihubungi di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan, saat menjalankan tugasnya seorang pilot, baik dari militer maupun sipil, harus lebih mengutamakan keselamatan nyawa pilot dan penumpang serta keselamatan pesawat maupun helikopter yang dibawanya.
"Kami melihat apa yang dilakukan pilot helikopter itu dengan mendarat darurat sudah tepat, sehingga tidak menimbulkan korban baik jiwa maupun material," kata Imran.
Imran menambahkan, karena helikopter itu milik sipil, maka pihaknya tidak ikut campur dalam proses evakuasi helikopter tersebut.(A057/Z004)
"Dalam situasi sulit seperti itu seorang pilot dituntut berpikir cepat dan cermat, sehingga tidak berakibat fatal seperti helikopter jatuh karena mesinnya mati," kata Imran Baidirus saat dihubungi di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan, saat menjalankan tugasnya seorang pilot, baik dari militer maupun sipil, harus lebih mengutamakan keselamatan nyawa pilot dan penumpang serta keselamatan pesawat maupun helikopter yang dibawanya.
"Kami melihat apa yang dilakukan pilot helikopter itu dengan mendarat darurat sudah tepat, sehingga tidak menimbulkan korban baik jiwa maupun material," kata Imran.
Imran menambahkan, karena helikopter itu milik sipil, maka pihaknya tidak ikut campur dalam proses evakuasi helikopter tersebut.(A057/Z004)
Penumpang Pesawat Akan Semakin Dilindungi
Montreal (ANTARA News) - Organisasi Penerbangan Sipil Internasional menegaskan, Kamis, sistem data keselamatan untuk membantu pengurangan kecelakaan pesawat di seluruh dunia dan memberikan informasi lebih baik kepada orang-orang yang bepergian dalam catatan keselamatan pesawat.
Dalam penutupan pembicaraan empat hari, lebih dari 600 menteri dan direktur jenderal penerbangan sipil dari 150 negara anggota dan juga para wakil negara-negara industri merekomendasikan bahwa badan penerbangan PBB "menciptakan pertukaran informasi mengenai keselamatan global untuk memungkinkan para analis terhadap petunjuk utama keselamatan," kata pernyataan.
Mereka lebih lanjut merekomendasikan bahwa orang-orang yang bepergian diberikan akses ke pusat data untuk membuat "keputusan yang informatif" tentang penerbangan.
"Kami biasanya memfokuskan upaya kami pada laporan kecelakaan sebagai cara untuk memperbaiki keselamatan. Pendekatan baru ini akan membantu kami mengidentifikasi lebih baik dan menangani ancaman keselamatan sebelum mereka terkena kecelakaan," kata presiden dewan ICAO, Roberto Kobeh Gonzalez.
"Regulator dan industri harus menguasai informasi keselamatan dengan cara yang sama mereka memandang kecelakaan. Keduanya harus menjadi pemicu aksi dalam mencegah kecelakaan," tambahnya.
Registrasi akan dikembangkan oleh ICAO, Badan Penerbangan Federal AS, Komisi Uni Eropa, dan Perhimpunan Transportasi Udara Internasional.
Para anggota ICAO menyerukan perbaikan teknik untuk memperbaiki kemampuan melokalisir dan menemukan kotak hitam setelah kecelakaan sebuah pesawat, seperti "saat yang lebih panjang pada sinyal, daya tahan yang lebih baik terhadap kecelakaan dan pengapungan."
Juga, negara-negara industri didesak memperbaiki pengawasan penerbangan di atas samudera dan daerah-daerah terpencil. (*)
Dalam penutupan pembicaraan empat hari, lebih dari 600 menteri dan direktur jenderal penerbangan sipil dari 150 negara anggota dan juga para wakil negara-negara industri merekomendasikan bahwa badan penerbangan PBB "menciptakan pertukaran informasi mengenai keselamatan global untuk memungkinkan para analis terhadap petunjuk utama keselamatan," kata pernyataan.
Mereka lebih lanjut merekomendasikan bahwa orang-orang yang bepergian diberikan akses ke pusat data untuk membuat "keputusan yang informatif" tentang penerbangan.
"Kami biasanya memfokuskan upaya kami pada laporan kecelakaan sebagai cara untuk memperbaiki keselamatan. Pendekatan baru ini akan membantu kami mengidentifikasi lebih baik dan menangani ancaman keselamatan sebelum mereka terkena kecelakaan," kata presiden dewan ICAO, Roberto Kobeh Gonzalez.
"Regulator dan industri harus menguasai informasi keselamatan dengan cara yang sama mereka memandang kecelakaan. Keduanya harus menjadi pemicu aksi dalam mencegah kecelakaan," tambahnya.
Registrasi akan dikembangkan oleh ICAO, Badan Penerbangan Federal AS, Komisi Uni Eropa, dan Perhimpunan Transportasi Udara Internasional.
Para anggota ICAO menyerukan perbaikan teknik untuk memperbaiki kemampuan melokalisir dan menemukan kotak hitam setelah kecelakaan sebuah pesawat, seperti "saat yang lebih panjang pada sinyal, daya tahan yang lebih baik terhadap kecelakaan dan pengapungan."
Juga, negara-negara industri didesak memperbaiki pengawasan penerbangan di atas samudera dan daerah-daerah terpencil. (*)
Kamis, 01 April 2010
Dua Penumpang Helikopter Dibawa ke Ketapang
Pontianak (ANTARA News) - Dua penumpang Helikopter MD500 yang mendarat darurat di Jalan Desa Tanjung Pasar, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalbar, akan dibawa ke Kota Ketapang, Kamis malam.
Kedua penumpang tersebut adalah Ari Herwindiya (34) yang juga pilot pesawat, dan Phil Kawengian (60), seorang tenaga teknisi, kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar (Pol) Suhadi Siswo Wibowo, saat dihubungi di Pontianak, Kamis.
Suhadi menyatakan Helikopter jenis MD500 milik PT Nusantara Buana Air, pada Kamis, pukul 15.15 WIB mendarat darurat di jalan desa Tanjung Pasar, Kecamatan Muara Pasar.
Helikopter tersebut terbang dari Kota Palangkaraya (Kalteng) dengan tujuan Kota Ketapang, pada pukul 12.58 WITA.
Helikopter dikemudikan Ari Herwindiya yang juga pilot pada PT Intan Perkasa dan beralamat di Sidoarjo. Sedangkan seorang penumpang lainnya, Phil Kawengian, merupakan teknisi yang beralamat di Depok, Jabar.
Menurut Suhadi, pilot pesawat pada saat terbang menyadari adanya indikasi terjadi kerusakan mesin.
"Pilot memutuskan `landing` (mendarat) darurat, namun pada saat mendarat masih dalam keadaan normal, tetapi tidak layak diterbangkan," katanya.
Saat ini, kedua penumpang helikopter tersebut akan dibawa ke Kota Ketapang. Sedangkan helikopter masih di lokasi pendaratan di Tanjung Pasar dan dijaga oleh petugas Pos Polisi Tanjung Pasar.
Sementara informasi yang diterima dari Ketapang, lokasi pendaratan helikopter kini sedang mengalami banjir.
"Saya baru bisa ke lokasi besok dengan menumpang speedboat," kata seorang warga Ketapang, Alwi Adi.
Kedua penumpang tersebut adalah Ari Herwindiya (34) yang juga pilot pesawat, dan Phil Kawengian (60), seorang tenaga teknisi, kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Ajun Komisaris Besar (Pol) Suhadi Siswo Wibowo, saat dihubungi di Pontianak, Kamis.
Suhadi menyatakan Helikopter jenis MD500 milik PT Nusantara Buana Air, pada Kamis, pukul 15.15 WIB mendarat darurat di jalan desa Tanjung Pasar, Kecamatan Muara Pasar.
Helikopter tersebut terbang dari Kota Palangkaraya (Kalteng) dengan tujuan Kota Ketapang, pada pukul 12.58 WITA.
Helikopter dikemudikan Ari Herwindiya yang juga pilot pada PT Intan Perkasa dan beralamat di Sidoarjo. Sedangkan seorang penumpang lainnya, Phil Kawengian, merupakan teknisi yang beralamat di Depok, Jabar.
Menurut Suhadi, pilot pesawat pada saat terbang menyadari adanya indikasi terjadi kerusakan mesin.
"Pilot memutuskan `landing` (mendarat) darurat, namun pada saat mendarat masih dalam keadaan normal, tetapi tidak layak diterbangkan," katanya.
Saat ini, kedua penumpang helikopter tersebut akan dibawa ke Kota Ketapang. Sedangkan helikopter masih di lokasi pendaratan di Tanjung Pasar dan dijaga oleh petugas Pos Polisi Tanjung Pasar.
Sementara informasi yang diterima dari Ketapang, lokasi pendaratan helikopter kini sedang mengalami banjir.
"Saya baru bisa ke lokasi besok dengan menumpang speedboat," kata seorang warga Ketapang, Alwi Adi.
Riau Airlines Kembalikan Dua Pesawat ke Pemilik Sewa
Pekanbaru (ANTARA News) - Maskapai Riau Airlines memutuskan untuk mengembalikan dua pesawat kepada pemilik yang memberikan sewanya (lessor) sebagai upaya efisiensi yang dilakukan perusahaan maskapai itu dalam beberapa bulan terakhir.
"Hari ini kedua pesawat itu sudah kami kembalikan kepada `lessor-nya` ke tempat yang disepakati yakni Bandara Pondok Cabe, Jakarta," ujar Direktur Utama Riau Airlines, Teguh Triyanto, ketika memberi keterangan pers di Pekanbaru, Kamis.
Dua unit armada yang dikembalikan pada lessor itu jet jenis Bae Avro RJ 100 yang memiliki kapasitas penumpang 108 tempat duduk.
Dia menjelaskan, keputusan pengembalian pesawat itu dilakukan dalam rapat jajaran direksi dan manajemen Riau Airlines pada Rabu, (31/3) siang, yang juga membahas langkah penting perusahaan untuk mulai merealisasikan pengadaan 30 unit pesawat baru berbadan kecil hingga 2013.
Sejak kedua pesawat Bae Avro RJ 100 buatan Inggris yang didatangkan pada 28 November 2008 hingga 31 Maret 2010, Riau Airlines selaku penyewa setidaknya berada dalam kondisi yang tidak diuntungkan karena biaya operasionalnya relatif tinggi.
"Waktu itu manajemen Riau Airlines tidak mempunyai pilihan karena kondisi yang memaksa, namun kini orang sudah tahu kita, dan terdapat sejumlah lessor menawarkan pesawatnya lengkap dengan spesifikasi. Tinggal kami pilih yang cocok dan sesuai komitmen perusahaan," ujarnya.
Teguh menegaskan, untuk memperkuat armada Riau Airlines maka pihaknya sedang melakukan proses pengadaan pesawat jenis Boeing 737.
Jenis pesawat itu dipilih setelah melalui kajian yang memadai karena memiliki kapasitas tempat duduk yang sesuai dengan kebutuhan pasar perusahaan dan biaya operasional relatif lebih rendah.
Production Director Riau Airlines, Maman Syaifurrohman, menambahkan bahwa dengan pengembalian dua unit pesawat jet itu memastikan operasional penerbangan komersil dan carter maskapai milik pemerintah daerah se-Sumatera itu berjalan normal.
"Berkurangnya jumlah armada itu kami pastikan tidak mengganggu operasional atau terjadi pengurangan rute, karena jumlah pesawat yang cukup untuk melayani penerbangan ke berbagai rute yang kami miliki," ujarnya.
"Hari ini kedua pesawat itu sudah kami kembalikan kepada `lessor-nya` ke tempat yang disepakati yakni Bandara Pondok Cabe, Jakarta," ujar Direktur Utama Riau Airlines, Teguh Triyanto, ketika memberi keterangan pers di Pekanbaru, Kamis.
Dua unit armada yang dikembalikan pada lessor itu jet jenis Bae Avro RJ 100 yang memiliki kapasitas penumpang 108 tempat duduk.
Dia menjelaskan, keputusan pengembalian pesawat itu dilakukan dalam rapat jajaran direksi dan manajemen Riau Airlines pada Rabu, (31/3) siang, yang juga membahas langkah penting perusahaan untuk mulai merealisasikan pengadaan 30 unit pesawat baru berbadan kecil hingga 2013.
Sejak kedua pesawat Bae Avro RJ 100 buatan Inggris yang didatangkan pada 28 November 2008 hingga 31 Maret 2010, Riau Airlines selaku penyewa setidaknya berada dalam kondisi yang tidak diuntungkan karena biaya operasionalnya relatif tinggi.
"Waktu itu manajemen Riau Airlines tidak mempunyai pilihan karena kondisi yang memaksa, namun kini orang sudah tahu kita, dan terdapat sejumlah lessor menawarkan pesawatnya lengkap dengan spesifikasi. Tinggal kami pilih yang cocok dan sesuai komitmen perusahaan," ujarnya.
Teguh menegaskan, untuk memperkuat armada Riau Airlines maka pihaknya sedang melakukan proses pengadaan pesawat jenis Boeing 737.
Jenis pesawat itu dipilih setelah melalui kajian yang memadai karena memiliki kapasitas tempat duduk yang sesuai dengan kebutuhan pasar perusahaan dan biaya operasional relatif lebih rendah.
Production Director Riau Airlines, Maman Syaifurrohman, menambahkan bahwa dengan pengembalian dua unit pesawat jet itu memastikan operasional penerbangan komersil dan carter maskapai milik pemerintah daerah se-Sumatera itu berjalan normal.
"Berkurangnya jumlah armada itu kami pastikan tidak mengganggu operasional atau terjadi pengurangan rute, karena jumlah pesawat yang cukup untuk melayani penerbangan ke berbagai rute yang kami miliki," ujarnya.
Langganan:
Postingan (Atom)