Rolex Malaha
Palu (ANTARA News) - Tepuk tangan menggemuruh di apron Bandar Udara Mutiara Palu, Sulawesi Tengah, ketika roda pesawat Garuda jenis Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan GA-608 meluncur mulus di landasan pacu pada Jumat (1/7) petang.
Gubernur Sulawesi Tengah, HB Paliudju, dan sejumlah pejabat Garuda Indonesia dan anggota DPR RI turun dari tangga pesawat bersama puluhan penumpang lainnya dengan senyum lebar.
Di tangga pesawat bernomor lambung PK-GZL itu, Paliudju memasangkan kopiah-topi tradisional kehormatan masyarakat Kaili kepada para pejabat Garuda, disaksikan puluhan pejabat seperti Wali Kota Palu Rusdy Mastura dan pejabat Bandara Mutiara serta ratusan warga pengantar dan penjemut penumpang.
Peristiwa ini menandai dimulainya penerbangan maskapai Garuda Indonesia rute Jakarta-Palu dengan transit di Bandara Hasanuddin Makassar.
Garuda Indonesia yang menggunakan pesawat berkapasitas 134 tempat duduk itu selanjutnya akan melayani rute barunya ini setiap hari. Pesawat ini akan lepas landas dari Bandara Soekarno- Hatta pukul 12.00 WIB dan tiba di Palu pukul 17.05 Wita lalu terbang kembali ke Jakarta via Makassar dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta pukul 20.45 WIB.
"Pembukaan rute ke Palu ini sebagai upaya memenuhi permintaan pasar, meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan melalui pengembangan jaringan khusus di wilayah timur Indonesia," kata Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Agus Priyanto.
Manager Garuda Indonesia Palu Moh Yunus mengatakan, bisnis penerbangan di tanah air saat ini cukup menjanjikan. Ini terbukti dari enam hari pertama penerbangan Jakarta-Palu-Jakarta via Makassar ini, penumpangnya mencapai hampir 100 persen.
Berbagai pihak berharap penerbangan ini menarik minat investor nasional maupun asing untuk menanamkan mnodalnya di berbagai sektor di Slawesi Tengah.
"Kami tentu berharap selain menarik investor juga wisatawan mancanegara datang ke Sulteng," katanya seraya menambahkan semakin banyak maskapai, dipastikan semakin memudahkan masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi udara.
Paliudju menyambut gembira pembukaan rute Jakarta-Palu. Alasannya, Palu saat ini berkembang sebagai kawasan industri. Dengan penerbangan Garuda ini akan mendukung pengembangan sektor bisnis dan industri pariwisata karena semakin memudahkan pengguna jasa untuk melaksanakan perjalanan bisnis maupun wisata baik ke Jakarta maupun sebaliknya.
"Yang jelas akan terdapat semakin banyak pengunjung di Sulteng, dan itu artinya akan menambah pendapatan asli daerah," ujarnya.
Manfaat lain dari kehadiran Garuda adalah masyarakat memiliki banyak pilihan penerbangan sehingga setiap maskapai akan berusaha meningkatkan kualitas pelayanan agar mereka bisa bersaing secara sehat.
"Saya berharap maskapai bersaing secara sehat," kata Kepala Bandara Mutiara Palu, Indar Dewa.
Menurut dia, arus penumpang tiba, berangkat dan transit di bandara ini dalam dua tahun terakhir cenderung meningkat. Jumlah penumpang yang diberangkatkan setiap harinya rata-rata 1.000 orang yang yang tiba jumlahnya hampir sama.
Pada Mei 2010 misalnya, jumlah penumpang yang tiba dan berangkat mencapai 63.822 atau naik 10 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 58.022 orang. Jumlah penerbangan juga naik 15,53 persen dari rata-rata 303 penerbangan tiap bulan.
Sementara itu, jumlah barang yang dibongkar di ini pada Mei 2010 sebanyak 554.458 kilogram atau naik sembilan persen dibandingkan bulan sebelumnya seberat 508.920 kg dan yang dimuat 555.459 kg, naik 7,69 persen dari 515.787 kg.
Di Bandara Mutiara terdapat lima maskapai yang melakukan penerbangan setiap hari, yakni Garuda Indonesia, Merpati, Lion Air, Batavia Air, dan Sriwijaya Air.
Berbagai pesawat itu melakukan penerbangan dari Palu menuju ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Makassar, Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan.
Itu sebabnya pemerintah terus membenahi dan meningkatkan berbagai fasilitas bandara untuk memberikan pelayanan memadai baik kepada maskapai maupun kepada masyarakat.
Landasan pacu Bandara Mutiara Palu yang berada di tengah-tengah kota itu saat ini memiliki lebar 45 meter dan panjang 2.250 meter. Kondisi ini telah memeuhi syarat untuk didarati pasawat berbadan lebar seperti Boeing 737-900ER, ujarnya.
Dorong pariwisata
Direktur Avia Tour Palu, Ari Wowor, mengatakan bahwa kehadiran Garuda di Bandara Mutiara Palu akan memicu pertumbuhan wisatawan mancanegara ke daerah ini.
Alasannya, Garuda merupakan maskapai nasional Indonesia yang paling dipercaya orang asing untuk menerbangkan mereka ke berbagai tempat Indonesia, apalagi Garuda saat ini telah diizinkan untuk kembali terbang ke Eropa.
"Eropa adalah pasar wisata Sulteng paling besar. Kebanyakan orang Eropa yang akan berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia bertanya apakah Garuda terbang ke daerah itu," ujarnya.
Sampai saat ini, minat wisman Eropa ke Sulteng masih tinggi. Tujuan utama mereka adalah menikmati keindahan alam bawah laut di Taman Nasional Kepulauan Togian, Kabupaten Tojo Una-una dan Danau Poso di Kabupaten Poso.
Mereka umumnya masuk Togian dari Makassar dan Tanah Toraja, Sulawesi Selatan dengan menggunakan kendaraan darat yang menghabiskan waktu sampai 20 jam.
"Sekarang ini, Taman Laut Togian sedang dipenuhi wisatawan Eropa. Sampai Agustus 2010 nanti, jumlah mereka akan tetap banyak karena memanfaatkan liburan musim dingin di negeri mereka," ujarnya.
Dengan hadirnya Garuda di Bandara Mutiara, kata Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Perjalanan Wisata (Asita) Sulteng itu, akses wisman Eropa ke Sulteng akan lebih lancar karena penerbangan internasional Garuda dari Amsterdam terkoneksi langsung dengan penerbangan ke Palu.
Manajer Garuda Indonesia Palu Muhamad Yunus mengemukakan, penerbangan Garuda ke Palu via Makassar cukup menguntungkan wisatawan mancanegara, khususnya dari Eropa (Belanda) karena penerbangan Garuda Amsterdam-Jakarta mendarat sekitar pukul 08.00 WIB di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, sementara penerbangan Jakarta-Makassar-Palu lepas landas pukul 12.00 WIB dan tiba di Palu pukul 17.00 Wita.
"Jadi, wisatawan asal Eropa yang hendak ke Makassar dan Palu yang menggunakan jasa penerbangan Garuda tidak terlalu lama transit di Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.
Itu sebabnya Garuda akan ikut aktif mempromosikan potensi kepariwisataan Sulawesi Tengah ke berbagai negara dan daerah yang diterbangi Garuda dewasa ini melalui program "Garuda Holiday".
"Kegiatan promosi wisata Sulawesi Tengah, Insya Allah segera masuk dalam program Garuda Holiday," ujar Yunus.
Kepala Dinas Pariwisata Sulteng Suaib Djafar pada kesempatan terpisah mengaku lega setelah Garuda merealisasi penerbangan ke Palu yang telah direncanakan sejak setahun yang lalu.
"Ini sangat mendukung persiapan Sulteng untuk memasuki tahun kunjungan wisata Sulteng (Visit Central Celebes) 2012 yang telah dicanangkan pada 24 Juni 2010," ujarnya.
Pada tahun kunjungan 2012 dengan motto "Home of Nature" itu, Sulteng berharap bisa menggaet sekitar 6.000 wisatawan mancanegara dan tiga jutaan wisatawan nusantara.
Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan kunjungan wisman ke Sulteng makin menggembirakan yakni dari 1.800-an pada 2008 menjadi 2.800 lebih tahun 2009 dan than 2010 ini diharapkan bisa mencapai 3.200 sampai 3.500 orang.
"Dengan makin banyaknya maskapai yang terbang ke Palu akan makin bagus sebab masyarakat tidak akan kesulitan dalam mengadakan perjalanan dari dan ke kota itu," ujarnya.
Djafar mengatakan, di Sulteng banyak sekali objek wisata yang menarik dan punya keunikan tersendiri dibandingkan daerah lain.
Salah satu kendala dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata yang tersebar di seluruh wilayah Sulteng itu karena belum ditunjang infrastuktur memadai.
Masih ada sejumlah kabupaten di Sulteng yang hingga kini belum bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat karena belum memiliki lapangan terbang.
"Saya yakin jika semua kabupaten di Sulteng sudah bisa ditempuh dengan pesawat, minimal penerbangan perintis, niscaya jumlah wisatawan yang datang ke Sulteng dipastikan meningkat," katanya menambahkan.(Ant)
Palu (ANTARA News) - Tepuk tangan menggemuruh di apron Bandar Udara Mutiara Palu, Sulawesi Tengah, ketika roda pesawat Garuda jenis Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan GA-608 meluncur mulus di landasan pacu pada Jumat (1/7) petang.
Gubernur Sulawesi Tengah, HB Paliudju, dan sejumlah pejabat Garuda Indonesia dan anggota DPR RI turun dari tangga pesawat bersama puluhan penumpang lainnya dengan senyum lebar.
Di tangga pesawat bernomor lambung PK-GZL itu, Paliudju memasangkan kopiah-topi tradisional kehormatan masyarakat Kaili kepada para pejabat Garuda, disaksikan puluhan pejabat seperti Wali Kota Palu Rusdy Mastura dan pejabat Bandara Mutiara serta ratusan warga pengantar dan penjemut penumpang.
Peristiwa ini menandai dimulainya penerbangan maskapai Garuda Indonesia rute Jakarta-Palu dengan transit di Bandara Hasanuddin Makassar.
Garuda Indonesia yang menggunakan pesawat berkapasitas 134 tempat duduk itu selanjutnya akan melayani rute barunya ini setiap hari. Pesawat ini akan lepas landas dari Bandara Soekarno- Hatta pukul 12.00 WIB dan tiba di Palu pukul 17.05 Wita lalu terbang kembali ke Jakarta via Makassar dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta pukul 20.45 WIB.
"Pembukaan rute ke Palu ini sebagai upaya memenuhi permintaan pasar, meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan melalui pengembangan jaringan khusus di wilayah timur Indonesia," kata Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Agus Priyanto.
Manager Garuda Indonesia Palu Moh Yunus mengatakan, bisnis penerbangan di tanah air saat ini cukup menjanjikan. Ini terbukti dari enam hari pertama penerbangan Jakarta-Palu-Jakarta via Makassar ini, penumpangnya mencapai hampir 100 persen.
Berbagai pihak berharap penerbangan ini menarik minat investor nasional maupun asing untuk menanamkan mnodalnya di berbagai sektor di Slawesi Tengah.
"Kami tentu berharap selain menarik investor juga wisatawan mancanegara datang ke Sulteng," katanya seraya menambahkan semakin banyak maskapai, dipastikan semakin memudahkan masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi udara.
Paliudju menyambut gembira pembukaan rute Jakarta-Palu. Alasannya, Palu saat ini berkembang sebagai kawasan industri. Dengan penerbangan Garuda ini akan mendukung pengembangan sektor bisnis dan industri pariwisata karena semakin memudahkan pengguna jasa untuk melaksanakan perjalanan bisnis maupun wisata baik ke Jakarta maupun sebaliknya.
"Yang jelas akan terdapat semakin banyak pengunjung di Sulteng, dan itu artinya akan menambah pendapatan asli daerah," ujarnya.
Manfaat lain dari kehadiran Garuda adalah masyarakat memiliki banyak pilihan penerbangan sehingga setiap maskapai akan berusaha meningkatkan kualitas pelayanan agar mereka bisa bersaing secara sehat.
"Saya berharap maskapai bersaing secara sehat," kata Kepala Bandara Mutiara Palu, Indar Dewa.
Menurut dia, arus penumpang tiba, berangkat dan transit di bandara ini dalam dua tahun terakhir cenderung meningkat. Jumlah penumpang yang diberangkatkan setiap harinya rata-rata 1.000 orang yang yang tiba jumlahnya hampir sama.
Pada Mei 2010 misalnya, jumlah penumpang yang tiba dan berangkat mencapai 63.822 atau naik 10 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 58.022 orang. Jumlah penerbangan juga naik 15,53 persen dari rata-rata 303 penerbangan tiap bulan.
Sementara itu, jumlah barang yang dibongkar di ini pada Mei 2010 sebanyak 554.458 kilogram atau naik sembilan persen dibandingkan bulan sebelumnya seberat 508.920 kg dan yang dimuat 555.459 kg, naik 7,69 persen dari 515.787 kg.
Di Bandara Mutiara terdapat lima maskapai yang melakukan penerbangan setiap hari, yakni Garuda Indonesia, Merpati, Lion Air, Batavia Air, dan Sriwijaya Air.
Berbagai pesawat itu melakukan penerbangan dari Palu menuju ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Makassar, Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan.
Itu sebabnya pemerintah terus membenahi dan meningkatkan berbagai fasilitas bandara untuk memberikan pelayanan memadai baik kepada maskapai maupun kepada masyarakat.
Landasan pacu Bandara Mutiara Palu yang berada di tengah-tengah kota itu saat ini memiliki lebar 45 meter dan panjang 2.250 meter. Kondisi ini telah memeuhi syarat untuk didarati pasawat berbadan lebar seperti Boeing 737-900ER, ujarnya.
Dorong pariwisata
Direktur Avia Tour Palu, Ari Wowor, mengatakan bahwa kehadiran Garuda di Bandara Mutiara Palu akan memicu pertumbuhan wisatawan mancanegara ke daerah ini.
Alasannya, Garuda merupakan maskapai nasional Indonesia yang paling dipercaya orang asing untuk menerbangkan mereka ke berbagai tempat Indonesia, apalagi Garuda saat ini telah diizinkan untuk kembali terbang ke Eropa.
"Eropa adalah pasar wisata Sulteng paling besar. Kebanyakan orang Eropa yang akan berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia bertanya apakah Garuda terbang ke daerah itu," ujarnya.
Sampai saat ini, minat wisman Eropa ke Sulteng masih tinggi. Tujuan utama mereka adalah menikmati keindahan alam bawah laut di Taman Nasional Kepulauan Togian, Kabupaten Tojo Una-una dan Danau Poso di Kabupaten Poso.
Mereka umumnya masuk Togian dari Makassar dan Tanah Toraja, Sulawesi Selatan dengan menggunakan kendaraan darat yang menghabiskan waktu sampai 20 jam.
"Sekarang ini, Taman Laut Togian sedang dipenuhi wisatawan Eropa. Sampai Agustus 2010 nanti, jumlah mereka akan tetap banyak karena memanfaatkan liburan musim dingin di negeri mereka," ujarnya.
Dengan hadirnya Garuda di Bandara Mutiara, kata Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Perjalanan Wisata (Asita) Sulteng itu, akses wisman Eropa ke Sulteng akan lebih lancar karena penerbangan internasional Garuda dari Amsterdam terkoneksi langsung dengan penerbangan ke Palu.
Manajer Garuda Indonesia Palu Muhamad Yunus mengemukakan, penerbangan Garuda ke Palu via Makassar cukup menguntungkan wisatawan mancanegara, khususnya dari Eropa (Belanda) karena penerbangan Garuda Amsterdam-Jakarta mendarat sekitar pukul 08.00 WIB di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, sementara penerbangan Jakarta-Makassar-Palu lepas landas pukul 12.00 WIB dan tiba di Palu pukul 17.00 Wita.
"Jadi, wisatawan asal Eropa yang hendak ke Makassar dan Palu yang menggunakan jasa penerbangan Garuda tidak terlalu lama transit di Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.
Itu sebabnya Garuda akan ikut aktif mempromosikan potensi kepariwisataan Sulawesi Tengah ke berbagai negara dan daerah yang diterbangi Garuda dewasa ini melalui program "Garuda Holiday".
"Kegiatan promosi wisata Sulawesi Tengah, Insya Allah segera masuk dalam program Garuda Holiday," ujar Yunus.
Kepala Dinas Pariwisata Sulteng Suaib Djafar pada kesempatan terpisah mengaku lega setelah Garuda merealisasi penerbangan ke Palu yang telah direncanakan sejak setahun yang lalu.
"Ini sangat mendukung persiapan Sulteng untuk memasuki tahun kunjungan wisata Sulteng (Visit Central Celebes) 2012 yang telah dicanangkan pada 24 Juni 2010," ujarnya.
Pada tahun kunjungan 2012 dengan motto "Home of Nature" itu, Sulteng berharap bisa menggaet sekitar 6.000 wisatawan mancanegara dan tiga jutaan wisatawan nusantara.
Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan kunjungan wisman ke Sulteng makin menggembirakan yakni dari 1.800-an pada 2008 menjadi 2.800 lebih tahun 2009 dan than 2010 ini diharapkan bisa mencapai 3.200 sampai 3.500 orang.
"Dengan makin banyaknya maskapai yang terbang ke Palu akan makin bagus sebab masyarakat tidak akan kesulitan dalam mengadakan perjalanan dari dan ke kota itu," ujarnya.
Djafar mengatakan, di Sulteng banyak sekali objek wisata yang menarik dan punya keunikan tersendiri dibandingkan daerah lain.
Salah satu kendala dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata yang tersebar di seluruh wilayah Sulteng itu karena belum ditunjang infrastuktur memadai.
Masih ada sejumlah kabupaten di Sulteng yang hingga kini belum bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat karena belum memiliki lapangan terbang.
"Saya yakin jika semua kabupaten di Sulteng sudah bisa ditempuh dengan pesawat, minimal penerbangan perintis, niscaya jumlah wisatawan yang datang ke Sulteng dipastikan meningkat," katanya menambahkan.(Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar