"Kami masih setujui pilot asing, termasuk hingga FO (flight officer) atau co-pilot. Namun, tetap kita awasi," kata Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S. Gumay dalam Batch I Graduation Day 2010 Bali International Flight Academy (BIFA) di Jakarta, Sabtu (6/3).
Ferry Bakti menjelaskan pada awalnya, Indonesia hanya mengizinkan tenaga asing hanya untuk instruktur, tapi kini, hingga pilot pun sudah diizinkan karena pasokan domestik tidak mampu.
Sampai saat ini baru ada tujuh sekolah pilot di Indonesia dengan lulusan sebanyak 100-120 orang per tahun . Padahal, kebutuhannya hingga 400-500 pilot per tahun," katanya.Namun, Herry tidak merinci sampai kapan kebijakan tersebut akan diterapkan.
Pada kesempatan itu, lulusan pertama BIFA sebanyak 21 orang langsung diterima oleh PT Garuda Indonesia.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengakui, pihaknya ikut menyeleksi para calon pilot itu.
"Tahun ini, kami butuh 100-120 pilot baru dan ini akan berlangsung hingga 2014. Saat itu, proyeksi total pesawat kami mencapai 116 unit dari saat ini 67 unit," kata Emirsyah.
Emirsyah mengaku, tahun ini saja Garuda akan mendatangkan 24 pesawat baru. "Untuk itu, diperlukan pasokan pilot-pilot baru per tahun hingga 2014," katanya.
Emirsyah juga menyebut, untuk memenuhi kebutuhan itu, pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah sekolah pilot seperti STIP Curuq, Malaysia dan Cebu Filipina.
"Dari Curuq tahun ini akan dapat tambahan 41 lulusan pilot baru, sekitar 20-an dari Malaysia," kata Emirsyah.
Instruktur asing
Chairman BIFA Robby Djohan mengaku, sampai saat ini BIFA masih diperkuat oleh 9-10 instruktur asing.
Namun, lanjut Robby, pihaknya berkomitmen untuk terus menambah tenaga instruktur domestik.
"Tahun ini 10 instruktur kami didik dengan biaya mencapai Rp6 miliar," katanya.
Berikutnya per tahun dua hingga empat instruktur akan dididik untuk memperkuat BIFA hingga tercapai sekitar 20 instruktur.
"Kami berambisi menjadi salah satu sekolah pilot terbaik di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan," kata Robby.
BIFA berlokasi di Kabupaten Buleleng, Bali dan memulai aktivitasnya sejak awal 2009.(Ant)
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengakui, pihaknya ikut menyeleksi para calon pilot itu.
"Tahun ini, kami butuh 100-120 pilot baru dan ini akan berlangsung hingga 2014. Saat itu, proyeksi total pesawat kami mencapai 116 unit dari saat ini 67 unit," kata Emirsyah.
Emirsyah mengaku, tahun ini saja Garuda akan mendatangkan 24 pesawat baru. "Untuk itu, diperlukan pasokan pilot-pilot baru per tahun hingga 2014," katanya.
Emirsyah juga menyebut, untuk memenuhi kebutuhan itu, pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah sekolah pilot seperti STIP Curuq, Malaysia dan Cebu Filipina.
"Dari Curuq tahun ini akan dapat tambahan 41 lulusan pilot baru, sekitar 20-an dari Malaysia," kata Emirsyah.
Instruktur asing
Chairman BIFA Robby Djohan mengaku, sampai saat ini BIFA masih diperkuat oleh 9-10 instruktur asing.
Namun, lanjut Robby, pihaknya berkomitmen untuk terus menambah tenaga instruktur domestik.
"Tahun ini 10 instruktur kami didik dengan biaya mencapai Rp6 miliar," katanya.
Berikutnya per tahun dua hingga empat instruktur akan dididik untuk memperkuat BIFA hingga tercapai sekitar 20 instruktur.
"Kami berambisi menjadi salah satu sekolah pilot terbaik di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan," kata Robby.
BIFA berlokasi di Kabupaten Buleleng, Bali dan memulai aktivitasnya sejak awal 2009.(Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar