VIVAnews - Pemerintah akan memperluas Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang masuk melalui jalur udara. Perluasan Bandara Ngurah Rai membutuhkan anggaran sebesar Rp1,7 triliun.
Hal ini diungkapkan juru bicara Wakil Presiden Boediono, Yopie Hidayat usai rapat bandara di Istana Wapres, 15 Juni 2010. "Angkasa Pura ingin biaya yang murah. Pembiayaan mencapai Rp 1,7 Triliun dari Angkasa Pura," kata dia.
Dalam rancangan perluasan Bandara Ngurah Rai, lokasi seluas 13.300 meter persegi yang saat ini digunakan sebagai terminal domestik akan diperluas menjadi 120 ribu meter persegi.
Lokasi itu nantinya akan berubah fungsi menjadi terminal internasional. Sedangkan terminal domestik akan dipindahkan ke lokasi seluas 65 ribu meter persegi, yang saat ini menjadi terminal internasional.
Dengan demikian, perluasan terminal internasional menjadi hampir dua kali lipat, dari 65 ribu meter persegi menjadi 120 ribu meter persegi. Sedangkan perluasan terminal domestik menjadi lima kali lipat, dari 13.300 meter persegi menjadi 65 ribu meter persegi.
Selain perluasan bandara, rapat juga membahas akses jalan menuju Bandara Ngurah Rai. Saat ini, lalu lintas menuju Bandara Ngurah Rai padat, sehingga sering terjadi kemacetan.
"Menteri Pekerjaan Umum diminta bangun dua fly over (jembatan layang) untuk mengatasi kemacetan, yaitu di simpang siur," ujar Yopie.
Dengan perluasan Bandara Ngurah Rai, diharapkan Bali sudah siap apabila ditunjuk menjadi kota penyelenggara Asia Pasific Economy Conference pada tahun 2014. "Memang belum pasti di Bali, tapi akan lebih baik jika disiapkan," ujar Yopie.
Dalam rapat ini, Wapres Boediono juga memastikan percepatan proses perijinan dan kajian teknis. Angkasa Pura juga akan diminta melaporkan perkembangannya ke komisaris pada minggu ini. (hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar