Selasa, 28 April 2009

Terminal 3 Bandara Cengkareng Diharap Bisa Tampung Lonjakan Penumpang

Selasa, 28/04/2009 12:19 WIB

Anwar Khumaini - detikNews
Jakarta - Peresmian terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta diharapkan bisa mengatasi lonjakan jumlah penumpang pesawat terbang. Terminal modern ini mampu menampung 20 juta penumpang per tahun.

"Penumpang Bandara Soekarno-Hatta saat ini hanya 18 juta penumpang per tahun. Padahal tahun 2008 saja total penumpang berjumlah 32 juta per tahun," kata Menteri Perhubungan Jusman Syafii Jamal dalam sambutan peresmian Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (28/4/2009).

Menurut Jusman, terminal 3 ini dibuat dengan memperhatikan sisi lingkungan. Dalam ruangan terminal itu tidak ada bahan baku yang terbuat dari plastik.

Terminal yang telah beroperasi sejak 15 April ini juga dilengkapi kaca-kaca di bagian atap. Hal ini dapat menghemat penggunaan listrik karena cahaya matahari bisa masuk ke dalam ruangan.

Termial baru ini memiliki 5 sub terminal yang masing-masing bisa menampung 4 juta orang per tahun, sehingga total terminal ini bisa menampung 20 juta penumpang per tahun.

Sementara itu, Presiden SBY meminta pelayanan penumpang diperbaiki dan terminal baru ini bisa digunakan untuk melayani masyarakat dengan baik.(nal/iy)

SBY Resmikan Terminal III Soekarno Hatta

28/04/2009 - 09:10
INILAH.COM, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan terminal III Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten, Selasa (27/4) pagi.

Selain meresmikan terminal III Bandara Soekarno Hatta yang mulai dibangun sejak 2006 itu, SBY yang didampingi istrinya, Ani Yudhoyono juga akan meresmikan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Terminal III Bandara Soekarno Hatta dibangun dengan biaya Rp 285 miliar untuk menambah kapasitas terminal I yang berkapasitas 16 juta penumpang per tahun dan terminal II Bandara Soekarno Hatta yang berkapasitas sembilan juta per tahun. Terminal seluas 30 meter persegi yang sudah beroperasi sejak 15 April 2009 itu didesain menampung dua puluh juta penumpang per tahun.

Saat ini baru dibangun satu sub terminal yang mampu menumpang empat juta penumpang per tahun dari lima sub terminal yang direncanakan. Jika seluruh tahap pembangunan terminal III yang terletak di sebelah timur terminal II itu selesai, maka Bandara Internasional Soekarno Hatta diharapkan mampu melayani 38 juta penumpang per tahun.

Terminal yang sebelumnya merupakan terminal haji atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tersebut akan melayani penumpang dari 97 rute keberangkatan dan kedatangan.

Dua maskapai penerbangan yang akan dipindahkan terlebih dahulu dari terminal I ke terminal III adalah Mandala Air dan Air Asia.

Sedangkan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok yang juga akan diresmikan oleh Presiden Yudhoyono merupakan stasiun peninggalan masa kolonial Belanda yang sudah tidak digunakan selama sembilan tahun.

Stasiun yang dibangun pada 1914 itu direnovasi dengan biaya Rp 9 miliar dan akan melayani tiga rute kereta penumpang kelas ekonomi. Dari enam jalur kereta api di stasiun tersebut, baru tiga yang diaktifkan sedangkan tiga lagi masih dalam perbaikan.

Stasiun kereta api Tanjung Priok akan melayani rute Tanjung Priok-Purwakarta, Kereta Kertajaya jurusan Tanjung Priok-Surabaya, dan Tanjung Priok-Semarang. [*/cms]

SBY Resmikan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta

Selasa, 28/04/2009 06:47 WIB
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pagi ini akan meresmikan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Usai meresmikan Terminal 3, SBY langsung meluncur ke Tanjung Priok untuk meresmikan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, Selasa (28/4/2009), peresmian Terminal 3 akan berlangsung pada pukul 10.00 WIB.

Terminal 3 yang mulai beroperasi pada Rabu 15 April 2009 memiliki konsep yang berbeda dengan terminal lainnya. Dengan mengusung konsep ecomodern airport, Terminal 3 hadir dengan tampilan minimalis yang dekat dengan alam.

Hal tersebut dapat terlihat dari warna hijau yang mendominasi di setiap interior maupun eksterior bandara. Selain itu, di sisi ruangan juga diletakkan pohon-pohon hias yang memperkuat kesan 'back to nature' tersebut.

Pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta ini dibangun sejak tahun 2006 lalu dan menghabiskan dana sebesar Rp 330 miliar.

Sementara itu, Stasiun Tanjung Priok yang akan diresmikan SBY ini adalah stasiun peninggalan kolonial Belanda. Biaya renovasi yang dikeluarkan oleh pemerintah mencapai Rp 9 miliar.
(anw/rdf)

SBY Resmikan Terminal 3 Bandara Cengkareng

Terminal 3 dibangun untuk mengurangi beban penumpang di Terminal 1 dan 2.

Selasa, 28 April 2009, 06:41 WIB

Pipiet Tri Noorastuti

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Terminal baru itu telah diuji coba selama dua pekan.

Kepala Administrator Bandara, Harry Bhakti, mengatakan, presiden dijadwalkan hadir sekitar pukul 09.00, di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Selasa 28 April 2009.

Terminal 3 telah beroperasi untuk umum sejak Rabu 15 April silam. Pembangunan terminal ini salah satu upaya pengelola bandara untuk mengurangi beban penumpang di Terminal 1 dan 2.

Dua terminal lama itu didesain untuk pergerakan penumpang hingga 2020 dengan daya tampung maksimal 18 juta penumpang per tahun. Namun belum sampai 2020, jumlah penumpang sudah menembus angka 32 juta penumpang per tahun.

Pembangunan Terminal 3 juga sebagai salah satu pewujudan janji manajemen bandara untuk membenahi fasilitas dan pelayanan terhadap para pengguna jasa penerbangan.

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Harus Lebih Modern

• VIVAnews

Senin, 27 April 2009

Batavia Bayar Ganti Rugi US$ 500 Ribu

Ekonomi
27/04/2009 - 10:02

INILAH.COM, Denpasar - Batavia Air selain harus membayar utang perawatan pesawat kepada GMF AeroAsia sebesar US$ 1,191 juta, juga diputus membayar ganti rugi kepada perusahaan grup Garuda Indonesia itu sebesar US$ 500 ribu.

Demikian disampaikan GM Corporate Legal GMF, Eniaswuri Andayani, mengutip putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas gugatan pihaknya kepada PT Metro Batavia dalam kasus perjanjian perawatan engine (mesin) pesawat Batavia Air.

Dalam penjelasan yang diterima ANTARA Denpasar, Senin, disebutkan bahwa dalam persidangan di PN Jakarta Pusat, Rabu (22/4), majelis hakim memutuskan Batavia Air terbukti melakukan wanprestasi atau ingkar janji terhadap GMF atas perjanjian perbaikan dan perawatan mesin pesawat.

Majelis hakim yang diketuai Sugeng Riyono, menghukum Batavia Air untuk membayar utang kepada GMF AeroAsia sebesar US$ 1,191 juta, ditambah bunga yang dihitung 6% per tahun.

Selain itu, atas tuntutan ganti rugi immaterial yang diajukan GMF sebesar Rp200 juta, majelis hakim yang beranggotakan Panji Widagdo dan Reno Listowo, memutuskan Batavia Air membayar ganti rugi mencapai US$ 500 ribu.

Menurut Eniaswuri, majelis hakim dalam amar putusannya menilai sangat wajar dan adil tuntutan ganti rugi immaterial yang diajukan oleh GMF yang berlokasi di kawasan Bandara Soekarno Hatta Cengkareng tersebut.

Majelis hakim juga menyatakan sita jaminan atas empat pesawat B737-200 Batavia Air oleh GMF dinyatakan sah berdasarkan penetapan tertanggal 4 Maret 2009 jo berita acara tertanggal 12 Maret 2009. Pesawat B737-200 yang disita terbukti milik Batavia dan tidak dalam agunan ke pihak ketiga.

Dalam amar putusannya, majelis hakim mengatakan pesawat tidak termasuk barang yang dilarang disita dan praktik peradilan membutuhkan untuk menghindari putusan illusioner (sia-sia). "Karena itu majelis hakim menetapkan sita jaminan," ucap Eniaswuri.

Dalam penetapan sita jaminan pada 4 Maret 2009, majelis hakim meletakkan sita jaminan terhadap tujuh buah pesawat. Namun penyitaan tujuh pesawat itu sempat terhambat karena saat eksekusi sita jaminan dilakukan, juru sita Pengadilan Negeri Tanggerang hanya menemukan empat pesawat Batavia.

Menurut Eniaswuri, perkara ini bermula dari Batavia Air menyerahkan dua mesin (engine) dengan kode ESN 857854 dan ESN 724662 kepada GMF AeroAsia pada 14 Juni 2007 untuk perawatan. Dari hasil inspeksi terhadap mesin tersebut, GMF mengajukan cakupan rincian pekerjaan perawatan kepada Batavia Air.

Namun, Batavia Air hanya menyetujui penanganan pekerjaan/peggantian sesuai daftar nomor 1-5. Berdasarkan persetujuan itu GMF dan Batavia Air membuat kontrak penggntian 5 bearing di engine Batavia.

Proses penggantian 5 bearing pada dua mesin itu selesai dan keduanya diserahkan kembali pada Batavia Air, September 2007. Dua mesin itu bisa diterbangkan. Beberapa waktu kemudian, mesin pertama (#1) mengalami masalah setelah diterbangkan selama sekitar 300 jam, sedangkan mesin kedua (#2) tidak mengalami masalah.

Dalam kontrak GMF dan Batavia Air ada klausul bahwa garansi diberikan oleh GMF jika kerusakan disebabkan karena kesalahan pekerja yang tidak cakap (workmanship).

Tapi, menurut Eniaswuri, masalah yang muncul pada mesin #1 Batavia Air bukan pada bearing replacement yang dikerjakan oleh GMF. Berdasarkan fakta tersebut kerusakan muncul karena penanganan oleh Batavia Air, sehingga mesin kembali rusak.

Untuk membantu Batavia Air mencari sumber kerusakan, GMF mencoba melakukan investigasi pada mesin #1. "Tapi, Batavia tidak memberi akses dan data yang lengkap kepada pihak kami," kata Erniaswuri.

Setelah tidak memberikan akses dan data investigasi kepada GMF, Batavia Air justru menggugat PT GMF AeroAsia sebesar 5 juta dolar AS melalaui Pengadilan Negeri Tangerang. Mediasi perkara oleh majelis hakim gagal menemukan kata sepakat.

Perkara ini kemudian dipindahkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai ada putusan pada 11 Maret 2009, setelah PN yang sama pada 4 Maret 2009 mengabulkan permohonan GMF untuk menyita jaminan tujuh pesawat Batavia Air. [*/cms]


Helikopter Mendarat Darurat Diselidiki

27/04/09 08:03

Samarinda (ANTARA News) - Departemen Perhubungan akan menyelidiki penyebab mendarat daruratnya helikopter PT National Utility Helicopter (NUH) Balikpapan di Perairan Handil, Kutai Kartanegara, Minggu pagi kemarin sekira pukul 07.55 WITA.

"Tim Dirjen Perhubungan Udara (Dephub) dari Jakarta akan segera menyelidiki faktor penyebab kecelakaan itu," kata Safety Manager PT. NUH, Yaya Karnadijaya, di Balikpapan, Senin.

Dugaan sementara, peristiwa yang menimpa helikopter jenis Bell 206 B3 yang tidak menelan korban jiwa itu akibat masalah teknik pada mesin helikopter.

Namun untuk mengetahui lebih jelasnya, Tim akan ke lapangan termasuk mengecek kondisi pesawat guna mengetahui penyebab utamanya.

"Belum jelas tanggalnya, namun secepatnya tim tersebut akan datang ke sini serta segera melakukan tugasnya. Saat kejadian, helikopter tidak sedang disewa," ujarnya.

Pihaknya kini segera akan melakukan pengangkatan helikopter komersial yang mampu mendarat di air buatan Amerika Serikat tahun 1999 itu, dengan menggunakan ponton.

"Proses evakuasi pesawat sudah dilakukan, sebab peralatan `floating stabilator control system` untuk mengapung helikopter hanya bertahan selama enam jam," katanya.

Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Rudi Pranoto membenarkan bahwa dalam musibah itu tidak ada korban jiwa, karena dua awak helikopter naas itu sempat menyelamatkan diri dengan cara meloncat ke laut sebelum pesawat mendarat darurat di perairan dekat pantai.

Berdasarkan catatan ATC, helikopter dengan nomor PK UHM itu mendarat darurat pada koordinat 057`, 77``, 09``` bujur selatan dan 117`, 43``, 05``` bujur timur. Atau, sekitar 45 mil laut dari Handil.

Dua kru pesawat, yakni pilot Kapten Hidayat Kosim dan engineer Enjaat tidak mengalami luka berarti saat terjun ke laut. Pesawat itu lepas landas dari Bandara Sepinggan sekitar pukul 07.30 Wita berencana terbang menuju Palu, Sulawesi Tengah.

Setelah 38 menit terbang, terjadi loss contact (kehilangan kontak) antara pilot dengan Air Traffic Control (ATC) Bandara Sepinggan.

Pihak Basarnas Balikpapan tidak menurunkan regu penolong setelah mengathui awak sebuah kapal, yakni Supply Helena Guide tujuan Singapura yang kebetulan berlayar dekat rig, menyelamatkan kedua awak helikopter.(*)

Maskapai Penerbangan "AMA" Rayakan 50 Tahun di Papua

27/04/09 05:23

Jayapura (ANTARA News) - Maskapai penerbangan "Associated Mission Aviation" (AMA) hari ini merayakan 50 tahun (1959-2009) berkarya di wilayah pedalaman dan terisolir tanah Papua.

AMA didirikan pada 23 Maret 1959 oleh Pemimpin umat Katolik Uskup Jayapura, Mgr R.Staverman,OFM dengan maksud membuka keterisolasian masyarakat Papua yang bermukim di wilayah pedalaman dan terisolir, baik di puncak-puncak bukit dan gunung, lembah dan ngarai yang hanya dapat dijangkau dengan pesawat terbang berbadan kecil.

"Sejak AMA didirikan, maskapai penerbangan milik Misi Katolik ini selain memberikan pelayanan kepada masyarakat di pedalaman tanah Papua juga membantu atau mendukung program pembangunan pemerintah dalam hal transportasi udara guna mengembangkan pembangunan di pedalaman Papua yang belum terjangkau transportasi darat," kata Direktur AMA, Drs Hardus Desa,MA kepada ANTARA di Jayapura, Senin.

Semula, AMA hanya mengoperasikan satu pesawat Cessna 170 dengan nomor registrasi JZ-PTG dan selama 50 tahun AMA terus berkembang pesat menjadi sekitar 10 pesawat, baik Cessna maupun Pilatus Porter.

AMA tidak membatasi diri hanya melayani kepentingan para Pastor atau misi Gereja Katolik di wilayah pedalaman Papua tetapi juga melayani kebutuhan masyarakat dan pemerintah yang sangat mendesak.

AMA mampu memberikan pelayanan yang maksimal dan optimal bagi masyarakat Papua dan pemerintah di hampir semua wilayah pedalaman Papua.

Para Uskup di tanah Papua yaitu Keuskupan Jayapura, Timika, Keuskupan Agung Merauke, Agats dan Keuskupan Manokwari-Sorong telah mendirikan Yayasan AMA agar pengelolaan maskapai penerbangan ini lebih professional.

Saat ini sekitar 400 lapangan terbang didarati pesawat-pesawat terbang AMA. Kebanyakan lapangan terbang di daerah pedalaman Papua hanya mempunyai panjang landasan 400 meter hingga 600 meter.

Adapun visi dan misi AMA antara lain mewujudkan secara konkret amanat Injil dan ajaran sosial Gereja Katolik, melayani umat dan masyarakat di tanah Papua, menyelenggarakan sarana transportasi guna melayani masyarakat Papua secara optimal.

Tujuan yang hendak dicapai AMA adalah menjadi operator yang aman dan terpercaya yang tampak dari produk dan jasa yang maju dan berkembang, sumber daya manusia yang unggul dan berdedikasi, reputasi dan citra AMA yang baik, armada yang modern dan efisien, teknologi yang baru dan inovatif, sistem komunikasi yang baik dan arus kas yang kuat dan sehat.

Kegiatan operasional penerbangan AMA saat ini selain berada di kantor pusat Sentani juga dilakukan di base Manokwari, Nabire dan Waena, Timika dan Sorong. Segera dibuka base di wilayah selatan Papua yaitu Merauke.

Dominasi pasar AMA di penerbangan semakin kuat dengan adanya dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat.

"Pelayanan yang baik kepada masyarakat menjadi kunci keberhasilan AMA di tanah Papua. AMA terus berupaya menambah jumlah armada untuk melayani masyarakat di berbagai daerah terpencil dan terisolir di seluruh tanah Papua," kata Hardus Desa.(*)

Janji Diantar Sampai Rumah, Penumpang Sriwijaya Air Terlantar di Cengkareng

Senin, 27/04/2009 02:40 WIB

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Jakarta - Akibat mengalami penundaan, pesawat Sriwijaya Air rute Padang-Jakarta tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada tengah malam. Pihak maskapai berjanji akan menyediakan transportasi lanjutan bagi penumpang, namun ternyata mangkir.

"Sampai sekarang masih ditelantarkan di lobi Soekarno Hatta, padahal janjinya dalam surat pernyataan di Padang mau diantar sampai rumah masing-masing karena jam segini sudah sulit dapat mobil," tutur salah satu penumpang pesawat, Rico Arianto (26), saat dihubungi detikcom Senin (27/4/2009) pukul 02.00 WIB.

Menurut Rico, setidaknya ada puluhan penumpang pesawat Sriwijaya Air di lobi tersebut. Beberapa di antaranya adalah ibu-ibu yang tampak menggendong anaknya. Sementara yang lain adalah pekerja perantauan seperti dirinya.

"Ada 40 penumpang terlantar, beberapa ibu-ibu lagi menyusui anaknya, beberapa lainnya mulai jalan cari taksi padahal sepi sekali," tutur Rico yang merupakan seorang arsitek ini.

Mengenai delay pesawat Sriwijaya Air di Padang, Rico menjelaskan pesawat dijadwalkan berangkat pukul 18.45, namun molor hingga 22.00 WIB. Pesawat Boeing 737 201 itu akhirnya baru tiba di Jakarta pukul 23.30 WIB.

Rico mengaku ini bukan pertama kalinya menimpa dirinya. Rico berharap maskapai Sriwijaya Air lebih profesional dalam melayani penumpang.

"Saya minta pertanggungjawaban Sriwijaya, harus mengutamakan kenyamanan penumpang," tegasnya. (van/irw)

Minggu, 26 April 2009

Jajaki Buka Rute Penerbangan Bali-Ho Chi Minh

Minggu, 26 April 2009, 16:18 WIB
Antique, Elly Setyo Rini

VIVAnews
- Pemerintah Indonesia dan Vietnam menjajaki kemungkinan membuka rute penerbangan baru untuk mendongkrak sektor pariwisata kedua negara. Rute baru tersebut direncanakan akan mengambil jalur penerbangan dari Bali ke Ho Chi Minh City, begitupun sebaliknya.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu sebagai pemimpin delegasi misi dagang menjelaskan, sektor pariwisata kedua negara masih berpotensi besar untuk digali.

"Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk lebih meningkatkan pertukaran misi di bidang pengembangan pariwisata," katanya seperti dikutip dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews di Jakarta, Sabtu malam, 25 April 2009.

Pengembangan pariwisata, kata dia, terutama terkait dengan pulau tujuan turis (destination island) dan tujuan turis berskala dunia (world class tourist destination).

Sedang di bidang perikanan, dia menambahkan, kedua negara sepakat menyelesaikan counter draft MoU on Marine Affairs and Fisheries Cooperation dan kerja sama dalam manajemen perikanan. "Tentunya nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dan dikoordinasikan dengan instansi terkait," ujarnya.

Selain itu, juga dicapai beberapa kesepakatan dalam isu kesehatan di antaranya, kerja sama dalam pencegahan dan perlindungan menghadapi avian flu dan penyakit lainnya (prevention and protection against avian flu and other infectious diseases), membentuk sistem peringatan cepat atas obat di bawah standar (a rapid alert system of sub-standard medicine and counterfeit medicine), pertukaran pengalaman pada praktik produksi obat dan vaksin terutama obat-obatan herbal yang baik (good manufacturing practice for medicine, vaccine especially medicine from herbs), serta bertukar informasi dan pengalaman pada obat tradisional. • VIVAnews

Garuda Pelajari & Siapkan Antisipasi Ancaman Mogok Pilot

Minggu, 26/04/2009 18:35 WIB
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Pilot mengancam akan melakukan mogok terbang bila terali besi dijatuhkan pada Marwoto Komar. Ancaman ini akan dibuktikan bila upaya banding atas vonis 2 tahun bagi Marwoto ditolak. Pihak maskapai Garuda baru akan mempelajari ancaman ini.

"Segala kemungkinan menyiapkan antisipasi. Kita melihat pokok permasalahan di mana, kita berada pada pihak pengusaha dan kita mempelajari dan mengevaluasi," kata Direktur Operasional Garuda Ari Sapari saat dihubungi melalui telepon, Minggu (26/4/2009).

Menurut dia, saat ini pihak manajemen belum memperoleh informasi mengenai ancaman mogok tersebut. Namun tentunya akan diteliti lebih dahulu.

"Kita belum bisa memberikan komentar banyak, karena memang belum ada pemberitahun resmi soal ancaman itu. Kita lihat dulu ke mana arahnya. Karena bagaimanapun pemogokan ini luas kaitannya," tutupnya.

Kapten pilot Muhammad Marwoto bin Komar divonis hukuman penjara 2 tahun. Marwoto dinyatakan bersalah atas kasus jatuh terbakarnya pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-200 jurusan Jakarta-Yogyakarta di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada 7 Maret 2007. Kini tim kuasa hukumnya tengah melakukan upaya banding.(ndr/lh)

Alvin Lie: Itu Karena Kegalauan Tidak Dilindungi

Minggu, 26/04/2009 18:35 WIB

Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Ancaman para pilot untuk mogok dinilai merupakan bentuk kegelisahan akibat tidak adanya kepastian perlindungan hukum terhadap mereka.

"Itu suatu kegalauan, tidak ada ketidakpastian apakah mereka dilindungi atau tidak. Tentunya kalau tidak dilindungi yang kita khawatirkan mereka akan menjadi malas," jelas anggota kaukus penerbangan DPR Alvin Lie saat dihubungi melalui telepon, Senin (27/4/2009).

Menurut Alvin, memang ada suatu konvensi internasional yang ditetapkan ICAO, yang mana Indonesia ikut meratifikasi, dan artinya Indonesia mengikatkan diri mematuhi kesepakatan peraturan ICAO itu, di mana pilot tidak bisa dipidanakan.

"Kalau ada kecelakaan pesawat, tidak serta merta bisa dilakukan pemidanaan seperti itu. Memang ada penelitian black box, tapi itu untuk meneliti agar tidak terjadi kecelakanan seperti itu," imbuhnya.

Bagi pilot yang melanggar aturan, sebaiknya dikenakan sanksi oleh badan etika atau kehormatan, dan juga masing-masing perusahaan bisa mencabut lisensi pilot.

"Kalau diperiksa polisi bisa membahayakan penerbangan pilot," imbuhnya.

Selain itu, hukuman lainnya bisa dilakukan oleh Departemen Perhubungan (Dephub). "Institusi ini yang berhak menilai, masih layak atau tidak seorang pilot," tutupnya.

Para pilot mengancam mogok terkait kasus pilot Muhammad Marwoto bin Komar divonis hukuman penjara 2 tahun. Marwoto dinyatakan bersalah atas kasus pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-200 jurusan Jakarta-Yogyakarta yang jatuh dan terbakar di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada 7 Maret 2007. Kini tim kuasa hukumnya tengah melakukan upaya banding.
(ndr/iy)

Pilot Ancam Mogok Bila Marwoto Tetap Penjara

Yogi Wirawan - detikNews
Jakarta
- Pilot Marwoto mendapat dukungan dan pembelaan dari rekan sesama pilot. Mereka bahkan berani pasang badan, bila upaya banding Marwoto tetap tidak digubris. Mereka akan mogok.

"Kalau ini sampai terjadi, tidak menutup kemungkinan akan melakukan mogok terbang atau mogok kerja sebagai bentuk penolakan terhadap putusan pengadilan negeri Sleman yang terasa dipaksakan," kata Presiden Federasi Pilot Indonesia Manotar Napitupulu dalam jumpa pers, di Hotel Nikko, Jakarta, Minggu (26/4/2009).

Dia menegaskan tidak main-main dengan ancaman mogok itu. Apalagi bila upaya banding yang dilakukan Marwoto ditolak. "Kita siap setiap saat untuk melakukan mogok kerja," tambahnya.

Ancaman mogok kerja juga disampaikan Ketua Asosiasi pilot Garuda, Kapten Stefanus Gerardus. Menurutnya sejak awal para pilot di Garuda menolak penanganan kasus tersebut mulai dari tahap penyelidikan oleh kepolisian sampai penuntutan di persidangan.

"Karena pada saat kita berada di kokpit, kita merasa terpidana dan merasa tidak nyaman, atau takut dalam melakukan penerbangan sehingga mengancam dunia penerbangan Indonesia karena takut dengan kesalahan-kesalahan yang ada," jelasnya.

Kapten pilot Muhammad Marwoto bin Komar divonis hukuman penjara 2 tahun. Marwoto dipidana atas kasus kecelakaan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-200 jurusan Jakarta-Yogyakarta di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada 7 Maret 2007. Kini tim kuasa hukum dia kini tengah melakukan upaya banding.(ndr/lh)

Helikopter Jatuh di Laut Kaltim, 2 Awak Selamat

Robert - detikNews
Balikpapan - Sebuah Helikopter komersil bernomor penerbangan BEL-206 milik PT National Utility Helicopter (NUH) yang ber-home base di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), jatuh di laut antara Pantai Handi dan Pantai Anggana, Kutai Kartanegara. Dua awak heli selamat.

Heli tersebut jatuh setelah take-off dari Bandara Sepinggan, Balikpapan sekitar pukul 07.30 WITA. Informasi dihimpun detikcom, helikopter tersebut jatuh sekitar pukul 07.55 WITA, Minggu (26/4/2009).

"Heli itu kecebur di laut sekitar 75 mil dari pinggir pantai Handil Kutai Kartanegara," kata Kapolda Kaltim Irjen Pol Andi Masmiyat ketika dihubungi detikcom.

Dua orang awak heli, yakni Pilot Hidayat dan Mekanik Husin, selamat dari insiden tersebut. Kedua korban telah dievakuasi dan dilarikan ke RS di Balikpapan.

Dikatakan Andi, helikopter yang disewa perusahaan minyak Chevron itu akan terbang dengan rute Balikpapan menuju Palu, Sulawesi Tengah. Namun, di tengah jalan, heli mengalami masalah dan jatuh di laut.

Setelah mendapat laporan, Tim SAR perusahaan minyak Total Indonesia beserta Direktorat Polair Polda Kaltim bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi.

"Tidak ada penumpang lain. Hanya ada pilot dan mekanik yang sudah diselamatkan oleh tim SAR Total," ujar Andi.

Dijelaskan Andi, bangkai helikopter naas tersebut juga telah dinaikkan ke atas ponton oleh Total dan Dirpolair Polda Kaltim, untuk dibawa kembali ke Balikpapan. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, lanjut Andi, kepolisian akan tetap menyelidiki kejadian tersebut. (asy/asy)

Kamis, 16 April 2009

Kapling Kabel Rusak Penyebab Merpati Gagal Terbang

Kamis, 16 April 2009 | 18:13 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pesawat Merpati jurusan Bandung- Denpasar mengalami kerusakan elektronik hingga batal terbang. General Manager Corporate Secretary PT Merpati Nusantara Sukandi mengatakan pesawatnya kembali ke parkir saat menuju landasan pacu. Awalnya pilot melihat ada warning gangguan indikator elektronik berkaitan dengan sayap."Itu sudah standar kami, begitu ada masalah balik lagi ke parkir," ujar Sukandi.

Sukandi menuturkan gangguan terjadi pada sistem elektronik wiring (kapling kabel) bagian penggerak pesawat. Setelah diperiksa ternyata bukan di sayap. Setelah diperiksa lebih dari beberapa jam, kata Sukandi, kesulitan teratasi. Pesawat itu sedianya akan terbang pukul 06.00 dengan rute Bandung- Surabaya- Denpasar.

Sejumlah penumpang dialihkan dengan pesawat dari maskapai yang lain sebanyak 25 orang dan dialihkan melalui Bandara Soekarno Hatta dengan pesawat penerbangan lain sebanyak 43 orang. Sementara 15 orang akan diterbangkan besok dengan pesawat Merpati.

DIAN YULIASTUTI


Selasa, 14 April 2009

Garuda Tak Lagi Terbang ke Darwin

16/04/09 20:20
Brisbane (ANTARA News) - Setelah hampir 30 tahun melayani penerbangan langsung Darwin-Denpasar, Garuda Indonesia memutuskan untuk tidak lagi "mengepakkan sayapnya" melayani rute ini mulai 22 April 2009.

Perihal keputusan penghentian operasi Garuda Indonesia di ibukota negara bagian Northern Territory (NT) itu terungkap dalam perbincangan ANTARA dengan Konsul RI Darwin, Harbangan Napitupulu, Kamis.

"Terus terang, banyak warga kita yang kecewa dengan keputusan (manajemen) Garuda menghentikan penerbangan langsung Darwin-Denpasar ini. Menurut saya, sepatutnya rute penerbangan Garuda ini jangan ditutup tetapi dikurangi dari tiga kali menjadi dua kali seminggu seperti kondisi sebelum Mei 2008," katanya.

Reaksi terkejut atas keputusan mendadak manajemen Garuda Indonesia di Jakarta menutup rute Darwin-Denpasar itu juga datang dari pejabat pemerintah negara bagian Northern Territory (NT) karena kehadiran Garuda sejak 1980 di Darwin berdampak positif terhadap penguatan hubungan Indonesia-NT, kata Harbangan.

Sementara itu, informasi yang dihimpun ANTARA menyebutkan, keputusan manajemen Garuda menghentikan operasi penerbangan langsung Darwin-Denpasar mulai 22 April itu baru diketahui Rabu (15/4).

Alasan normatif penghentian operasi maskapai penerbangan nasional yang membawa simbol kenegaraan RI dari Australia Utara itu adalah "kelesuan ekonomi" walaupun maskapai penerbangan murah Australia, Jet Star dan Virgin Blue, justru menambah frekuensi penerbangannya ke Denpasar, Bali, dari kota-kota utama negara itu.

Faktor lain yang memengaruhi daya saing Garuda adalah adanya kelebihan kapasitas karena maskapai penerbangan murah, Jet Star, menggunakan pesawat A-320 berkapasitas 177 tempat duduk untuk melayani rute penerbangan Darwin-Denpasar PP setiap hari.

Dua tahun lalu, rute penerbangan Darwin-Denpasar ini hanya diterbangi dua kali seminggu oleh Garuda Indonesia dan dua kali seminggu oleh maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas, dengan pesawat berkapasitas 132 tempat duduk (Garuda) dan 147 tempat duduk (Qantas).

Sejak setahun lalu, Qantas menghentikan rute penerbangannya ke Denpasar. Kekosongan Qantas ini kemudian diisi oleh maskapai penerbangan regional, Airnorth, dengan pesawat berkapasitas 75 tempat duduk.

Sebelum tutup, Airnorth melayani rute penerbangan Darwin-Denpasar tiga kali seminggu atau sama seperti Garuda. Kondisi "over capacity" (kelebihan kapasitas) yang kini terjadi di Darwin ini menuntut pihak regulator agar meninjau dan melakukan pengaturan kembali.

Dilihat dari kinerja Garuda Indonesia di Darwin, disebutkan bahwa pada 2007-2008, kantor Garuda di ibukota negara bagian Northern Territory itu justru memberikan kontribusi laba bagi perusahaan.

Berkaitan dengan tanggungjawab Garuda Indonesia di Darwin terhadap para calon penumpang yang sudah membeli tiket, disebutkan bahwa mereka akan diberikan "full refund" (pengembalian harga tiket penuh) atau tetap melanjutkan penerbangannya ke Denpasar, Bali, dengan maskapai penerbangan lain atas biaya Garuda.(*)

Jumat, 10 April 2009

Penerbangan Surabaya-Jakarta Padat Penumpang

10/04/09 21:12

Surabaya (ANTARA News) - Penerbangan domestik Surabaya-Jakarta, sejak pagi hingga Jumat malam ini, padat penumpang dan jumlahnya sekitar 60 persen dari total penumpang yang berangkat hari ini dari Bandara Juanda ke berbagai kota di Indonesia.

"Sampai malam ini, jumlah penumpang (Surabaya-Jakarta) di sini berkisar antara 10.000-11.000 orang atau sama dengan keseluruhan penumpang pada hari normal," kata Airport Duty Manager (ADM) Bandara Juanda, Djati Ranto, di Surabaya.

Ia menjelaskan, rute penerbangan tersebut merupakan jalur yang paling banyak melayani penumpang dari kalangan bisnis dan wisatawan yang ingin menikmati masa liburan panjang saat ini.

"Apalagi, rute penerbangan ini selalu disediakan oleh setiap maskapai penerbangan nasional," katanya.

Senior General Manager Area Eastern Indonesia Garuda Indonesia, Suranto, menambahkan, karena banyak orang yang ingin berlibur setelah mencentang, hingga kini hampir seluruh rute penuh terpesan.

Tingkat keterisian kursi penumpang (load factor) penerbangan Surabaya-Jakarta hari ini mencapai sekitar 100 persen.

"Kondisi ini terjadi di penerbangan tujuan Jakarta, Denpasar, Hong Kong, dan Singapura," katanya.

"Load factor" ini, kata dia, naik signifikan dari posisi harian penerbangan Garuda yang berada di 87 persen. Namun, angka ini diperkirakan turun pada hari Sabtu dan Minggu (10-11/4) karena penumpang sudah berada di tujuan.

"Rata-rata akan berada di angka 80 persen saja. Arus balik biasanya terjadi pada Minggu petang dan Senin pagi," katanya.

Terkait Pemilu, terang dia, selain "booming" penumpang karena hari H-nya merupakan hari yang diliburkan, pesta demokrasi ini memberikan sumbangan peningkatan 5 hingga 10 terhadap load factornya.

"Inilah peluang bisnis di tengah krisis dan itu bagus bagi kami. Namun, dari sisi tarif kami tetap memberlakukan tarif lama karena ketentuan internalnya tidak ada perubahan tarif," katanya.

Ia memperkirakan, kondisi ini akan berlangsung hingga pemilihan presiden yang berpeluang berlangsung hingga dua putaran. Mengenai adanya semacam penumpang yang ingin menyewa pesawat, pria berkaca mata ini tidak melihatnya.

"Namun, kalau reservasi secara berkelompok memang cukup banyak. Kami yakin hal ini juga dirasakan oleh perusahaan penerbangan yang lain," katanya.

Secara terpisah, Kepala Komunikasi Mandala Airlines, Trisia Megawati, menyatakan kondisi yang sama juga terjadi pada perusahaan penerbangan yang menaunginya. Kini, rata-rata "load factor" Mandala Airlines telah mencapai lebih dari 90 persen.

"Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang tersebut, Mandala menyediakan tambahan penerbangan untuk rute yang banyak diminati seperti Jakarta-Surabaya pulang pergi," katanya.

Ia mengatakan, kenaikan jumlah penumpang ini disebabkan banyaknya pemilih yang pulang ke daerahnya masing-masing. "Dengan Pemilu dan disertai dengan liburan panjang, kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk berlibur bersama keluarga," katanya.(*)