Arifin Asydhad - detikNews
London - Di tengah suhu yang sangat dingin, 7 derajat Celcius, pesawat Garuda Airbus A 330-341 yang membawa Presiden SBY mendarat mulus di Bandara Gatwick, London, Inggris. Ini merupakan pesawat Garuda pertama yang mendarat di Eropa setelah Uni Eropa melarang maskapai penerbangan Indonesia mendarat di Eropa.
Pesawat ini mendarat sekitar pukul 23.00 waktu London, Senin (30/3/2009) atau pukul 05.00 WIB, Selasa (31/3/2009). Seperti dilaporkan wartawan detikcom Arifin Asydhad yang menyertai kunjungan Presiden SBY, pilot mendaratkan pesawat di runway bandara Gatwick dengan mantap, nyaris tanpa ada goncangan saat roda pesawat menyentuh landasan.
Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar membenarkan bahwa pesawat tersebut merupakan pesawat Garuda yang mendarat pertama di Eropa, setelah Uni Eropa melarang pesawat Indonesia.
"Ya benar ini pesawat Garuda pertama. Tidak ada ban-ban-an," kata Emirsyah yang menyertai kunjungan SBY saat ditanya detikcom.
Menurut Emirsyah, pendaratan pesawat Garuda ini membuktikan bahwa pesawat dari maskapai Indonesia aman. Tidak ada alasan lagi bagi Uni Eropa untuk melarang pesawat Indonesia. "Ini bukti bahwa pesawat kita aman," kata dia.
Pesawat Airbus milik Garuda bernomor registrasi PK-GPE ini memiliki panjang 63,6 meter. Pesawat bermesin 2 Rolls Royce Trent 768 ini take off dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur pada pukul 11.00 WIB, Senin (30/3/2009).
Setelah menjelajah lebih dari delapan jam, pesawat ini mendarat mulus di Bandara Internasional Dubai pada pukul 16.20 waktu setempat atau pukul 19.20 WIB. Pesawat transit untuk pengisian bahan bakar.
Sekitar pukul 18.00 waktu Dubai, pesawat kembali terbang menuju London. Setelah terbang sekitar delapan jam, pesawat mendarat mulus di Bandara Gatwick sekitar pukul 23.00 waktu London atau pukul 05.00 WIB, Selasa (31/3/2009).
Uni Eropa melarang pesawat Indonesia karena dinilai tidak aman. Pelarangan ini dilakukan Uni Eropa setelah ada beberapa pesawat Indonesia mengalami kecelakaan. Pemerintah Indonesia, melalui Departemen Perhubungan, sudah melakukan lobi, namun hingga kini larangan itu belum dicabut.(asy/nwk)
Pesawat ini mendarat sekitar pukul 23.00 waktu London, Senin (30/3/2009) atau pukul 05.00 WIB, Selasa (31/3/2009). Seperti dilaporkan wartawan detikcom Arifin Asydhad yang menyertai kunjungan Presiden SBY, pilot mendaratkan pesawat di runway bandara Gatwick dengan mantap, nyaris tanpa ada goncangan saat roda pesawat menyentuh landasan.
Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar membenarkan bahwa pesawat tersebut merupakan pesawat Garuda yang mendarat pertama di Eropa, setelah Uni Eropa melarang pesawat Indonesia.
"Ya benar ini pesawat Garuda pertama. Tidak ada ban-ban-an," kata Emirsyah yang menyertai kunjungan SBY saat ditanya detikcom.
Menurut Emirsyah, pendaratan pesawat Garuda ini membuktikan bahwa pesawat dari maskapai Indonesia aman. Tidak ada alasan lagi bagi Uni Eropa untuk melarang pesawat Indonesia. "Ini bukti bahwa pesawat kita aman," kata dia.
Pesawat Airbus milik Garuda bernomor registrasi PK-GPE ini memiliki panjang 63,6 meter. Pesawat bermesin 2 Rolls Royce Trent 768 ini take off dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur pada pukul 11.00 WIB, Senin (30/3/2009).
Setelah menjelajah lebih dari delapan jam, pesawat ini mendarat mulus di Bandara Internasional Dubai pada pukul 16.20 waktu setempat atau pukul 19.20 WIB. Pesawat transit untuk pengisian bahan bakar.
Sekitar pukul 18.00 waktu Dubai, pesawat kembali terbang menuju London. Setelah terbang sekitar delapan jam, pesawat mendarat mulus di Bandara Gatwick sekitar pukul 23.00 waktu London atau pukul 05.00 WIB, Selasa (31/3/2009).
Uni Eropa melarang pesawat Indonesia karena dinilai tidak aman. Pelarangan ini dilakukan Uni Eropa setelah ada beberapa pesawat Indonesia mengalami kecelakaan. Pemerintah Indonesia, melalui Departemen Perhubungan, sudah melakukan lobi, namun hingga kini larangan itu belum dicabut.(asy/nwk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar