Pekanbaru (ANTARA News) - Maskapai Riau Airlines mulai 1 April 2010 melayani pembelian tiket pesawat melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam melakukan pembayaran.
"Terhitung mulai 1 April nanti, kami melayani pembelian tiket pesawat Riau Airlines melalui mesin ATM untuk memudahkan konsumen dalam melakukan pembayaran," kata Direktur Utama Riau Airlines Teguh Triyanto di Pekanbaru, Minggu.
Ia menjelaskan, kemudahan pembelian tiket pesawat itu dipastikan setelah Riau Airlines menjalin kerja sama dengan tiga bank nasional yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Internasional Indonesia (BII).
Jalinan kerja sama tersebut diharapkan membawa dampak positif yakni memberi keuntungan bagi kedua pihak, serta memudahkan para nasabah Bank Mandiri, BNI dan BII mendapatkan tiket pesawat Riau Airlines melalui ATM ketiga bank itu yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kemudahan yang diberikan itu tidak terlepas dari upaya maskapai milik pemerintah daerah se-Sumatera dalam peningkatan pelayanan bagi konsumen yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi.
Riau Airlines berusaha mengerti akan kebutuhan konsumennya sehingga harus melakukan transformasi perusahaan dengan berbagai perkembangan teknologi yang bertujuan untuk memanjakan konsumen.
"Kami sadar betul bahwa konsumen kami adalah mereka yang sangat menghargai waktu, sehingga kami memberikan kemudahan untuk mendapatkan tiket yang mengutamakan efisiensi, tepat waktu, aman dan nyaman," jelasnya.
Manager Komersil Riau Airlines, Rudi Arifin, menambahkan, selain kemudahan mendapatkan tiket melalui mesin ATM, Riau Airlines juga melayani perubahan nama penumpang (change name).
"Kami juga memberikan layanan `change name` dengan melaporkan ke konter Riau Airlines di bandara setempat paling lambat sebelum proses `check-in` penumpang dilakukan," jelasnya.
Dewasa ini Riau Airlines yang memposisikan diri sebagai maskapi pengumpan (feeder) telah menerbangi 15 kota tujuan di Indonesia dan satu kota di Malaysia dengan 14 rute penerbangan yakni Pekanbaru-Medan, Pekanbaru-Batam, Pekanbaru-Tanjung Pinang, Pekanbaru-Malaka dan Pekanbaru-Jambi.
Kemudian Batam-Natuna, Batam-Dabo Singkep, Tanjung Pinang-Matak, Tangjung Pinang-Jakarta, Tanjung Pinang-Natuna, Jakarta-Pangkalan Bun, Pangkalan Bun-Semarang, Medan-Gunung dan Pekanbaru-Dumai.
Maskapai yang 51 persen sahammnya dikuasai Pemerintah Provinsi Riau itu juga melayani penerbangan sewa dengan rute pendek pada 10 kota tujuan di Indonesia bagian timur yakni Mataram, Kupang, Labuan Bajo, Ende, Alor, Maumere, Bajawa, Ruteng, Manggarai Barat dan Denpasar.
Dalam waktu dekat, hingga 2013, Riau Airlines juga melakukan penambahan 30 pesawat baru berbadan kecil untuk menghadapi kebijakan liberalisasi penerbangan di kawasan ASEAN atau yang dikenal open sky policy yang akan mulai diberlakukan pemerintah pada 2015.
Minggu, 28 Maret 2010
Jumat, 26 Maret 2010
Kemenhub Monitor Insiden Ban Pesawat
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berjanji terus monitor insiden pesawat yang diduga dipicu oleh ban kempes setelah melakukan pendaratan di sejumlah bandara di Indonesia akhir-akhir ini.
"Penyakit terkait ban terus kita evaluasi, misalnya bibit-bibit atau kemungkinan terjadi insiden akan terus kita lakukan," kata Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti S. Gumay, kepada pers di Jakarta, usai Shalat Jumat.
Penegasan tersebut terkait dengan maraknya insiden pesawat pecah ban, sesaat setelah mendarat seperti apa yang dialami Lion Air pada 18 dan 24 Maret 2010.
Pada 8 Maret 2010, pesawat B737-400 sebelah kanan patah ketika mendarat di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara sekitar pukul 10.25 WITA. Meski tidak ada korban terhadap 169 penumpang dalam peristiwa itu, sempat beredar isu, roda pendaratan utama sebelah kanan pesawat itu disebut-sebut sampai patah.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait.
Kemudian, pada 24 Maret 2010, pesawat B737-900ER dengan 191 penumpang, juga mengalami pecah ban sebelah kiri dan tergelincir di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, sekitar pukul 11.33 WITA.
Herry menekankan, bahwa upaya investigasi internal terhadap dua peristiwa itu selama 10 hari ke depan.
"Mereka dikasih waktu 10 hari dan mereka punya `back up system` (sistim back up). Pilot harus baca `log book` mengenai standar penerbangan itu. Mereka harus setiap hari mengecek keselamatan," katanya.
Namun, Herry pada sisi lain mengakui, tidak menutup kemungkinan insiden seputar ban pesawat itu karena dipicu oleh salah faktornya yakni kondisi dan fasilitas bandara.
"Untuk di Indonesia Timur, salah satu faktornya dari fasilitas bandaranya. Kita minta AP I (PT Angkasa Pura) agar membenahi bandaranya," katanya.
"Penyakit terkait ban terus kita evaluasi, misalnya bibit-bibit atau kemungkinan terjadi insiden akan terus kita lakukan," kata Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti S. Gumay, kepada pers di Jakarta, usai Shalat Jumat.
Penegasan tersebut terkait dengan maraknya insiden pesawat pecah ban, sesaat setelah mendarat seperti apa yang dialami Lion Air pada 18 dan 24 Maret 2010.
Pada 8 Maret 2010, pesawat B737-400 sebelah kanan patah ketika mendarat di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara sekitar pukul 10.25 WITA. Meski tidak ada korban terhadap 169 penumpang dalam peristiwa itu, sempat beredar isu, roda pendaratan utama sebelah kanan pesawat itu disebut-sebut sampai patah.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait.
Kemudian, pada 24 Maret 2010, pesawat B737-900ER dengan 191 penumpang, juga mengalami pecah ban sebelah kiri dan tergelincir di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, sekitar pukul 11.33 WITA.
Herry menekankan, bahwa upaya investigasi internal terhadap dua peristiwa itu selama 10 hari ke depan.
"Mereka dikasih waktu 10 hari dan mereka punya `back up system` (sistim back up). Pilot harus baca `log book` mengenai standar penerbangan itu. Mereka harus setiap hari mengecek keselamatan," katanya.
Namun, Herry pada sisi lain mengakui, tidak menutup kemungkinan insiden seputar ban pesawat itu karena dipicu oleh salah faktornya yakni kondisi dan fasilitas bandara.
"Untuk di Indonesia Timur, salah satu faktornya dari fasilitas bandaranya. Kita minta AP I (PT Angkasa Pura) agar membenahi bandaranya," katanya.
Kamis, 25 Maret 2010
Maskapai Penerbangan Hadapi Kerugian 2,8 Miliar Dolar
Santiago, 25/3 (ANTARA/AFP) - Maskapai penerbangan Komersial di seluruh dunia akan mengalami kerugian sekitar 2,8 miliar dolar AS pada 2010, tetapi mulai menikmati perubahan haluan tahun depan dengan prospek membaik di Amerika Latin dan Asia, IATA melaporkan Rabu.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan maskapai penerbangan yang paling keras terpukul di Amerika Serikat dan di Eropa, di mana mereka harus meningkatkan efisiensi karena mereka berjuang di tengah jeda ekonomi global.
"Untuk Amerika Serikat, kerugian 1,8 miliar dolar; itu adalah 2,2 miliar dolar untuk Eropa dan 400 (juta dolar) untuk Timur Tengah," kepala IATA Giovanni Bisignani mengatakan di International Air and Space Fair berlangsung di ibukota Cile.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan maskapai penerbangan yang paling keras terpukul di Amerika Serikat dan di Eropa, di mana mereka harus meningkatkan efisiensi karena mereka berjuang di tengah jeda ekonomi global.
"Untuk Amerika Serikat, kerugian 1,8 miliar dolar; itu adalah 2,2 miliar dolar untuk Eropa dan 400 (juta dolar) untuk Timur Tengah," kepala IATA Giovanni Bisignani mengatakan di International Air and Space Fair berlangsung di ibukota Cile.
Rabu, 24 Maret 2010
Pesawat Tergelincir di Makassar, Tapi Terbang Kembali
Makassar (ANTARA News) - Pesawat komersial milik maskapai penerbangan Lion Air dengan nomor penerbangan JT 786 dari Surabaya tujuan Ambon mengalami pecah ban dan tergelincir saat transit di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Rabu.
Pesawat Boeing 737-900 ER itu tergelincir setelah ban kiri luarnya pecah di taksi WP depan shelter Pertamina setelah baru saja mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin sekitar 11.33 WITA, kata Humas PT Angkasa Pura I Makassar Kintoron.
"Pesawat Lion Air tergeincir karena kerasnya hentakan saat melakukan pendaratan sehingga mengalami pecah ban," katanya.
Ia mengatakan, awalnya proses pendaratan pesawat Lion Air itu mulus, namun saat semua ban menyentuh aspal, tiba-tiba tergelincir karena salah satu ban pecah.
Semua penumpang yang berjumlah 191 orang selamat dan sudah dievakuasi ke ruang tunggu untuk menunggu penerbangan lain menggunakan pesawat dari maskapai sama.
Pesawat yang mengalami insiden pecah ban itu langsung ditarik ke apron Bandara Sultan Hasanuddin lama untuk diperbaiki agar tidak mengganggu pesawat lainnya yang akan lepas landas dan akan mendarat.
Kintoron menambahkan, semua penumpang Lion Air sudah diterbangkan menggunakan pesawat lain milik Lion Air satu jam setelah insiden, bahkan pesawat pecah ban itu sudah kembali mengudara pukul 15.00 WITA.(*)
Pesawat Boeing 737-900 ER itu tergelincir setelah ban kiri luarnya pecah di taksi WP depan shelter Pertamina setelah baru saja mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin sekitar 11.33 WITA, kata Humas PT Angkasa Pura I Makassar Kintoron.
"Pesawat Lion Air tergeincir karena kerasnya hentakan saat melakukan pendaratan sehingga mengalami pecah ban," katanya.
Ia mengatakan, awalnya proses pendaratan pesawat Lion Air itu mulus, namun saat semua ban menyentuh aspal, tiba-tiba tergelincir karena salah satu ban pecah.
Semua penumpang yang berjumlah 191 orang selamat dan sudah dievakuasi ke ruang tunggu untuk menunggu penerbangan lain menggunakan pesawat dari maskapai sama.
Pesawat yang mengalami insiden pecah ban itu langsung ditarik ke apron Bandara Sultan Hasanuddin lama untuk diperbaiki agar tidak mengganggu pesawat lainnya yang akan lepas landas dan akan mendarat.
Kintoron menambahkan, semua penumpang Lion Air sudah diterbangkan menggunakan pesawat lain milik Lion Air satu jam setelah insiden, bahkan pesawat pecah ban itu sudah kembali mengudara pukul 15.00 WITA.(*)
Sabtu, 20 Maret 2010
Boeing Tingkatkan Produksi Pesawat 777 Dan 747-8
New York (ANTARA News/AFP) - Raksasa ruang angkasa AS Boeing, Jumat menyatakan, akan meningkatkan produksi pesawat jenis 777 dan 747-8 untuk mendukung antisipasi meningkatnya permintaan pelanggan dalam pemulihan pasar pesawat.
"Pelanggan kami mengenali kemampuan besar dan nilai 777 dan 747-8," kata Jim Albaugh, presiden pesawat terbang komersial dan kepala eksekutif Boeing.
"Pasar membaik dan pendekatan pengeloaan konservatif kami berhasil menempatkan produksi kami dalam posisi di mana kita melihat perlu untuk meningkatkan produksi pesawat. Kenaikan tingkat kami adalah hal yang benar untuk dilakukan untuk mendukung pelanggan kami," katanya dalam sebuah pernyataan.
Boeing berencana untuk meningkatkan tingkat produksi dari twin-aisle (gang/jalan kembar di antara dua deretan tempat duduk) pesawat 777 menjadi tujuh pesawat per bulan dari lima per bulan, membawa ke depan jadwal sekitar enam bulan, hingga pertengahan 2011 dari awal 2012.
Pada April 2009, di tengah krisis ekonomi global, Boeing telah mengumumkan akan menskalakan kembali tingkat produksi 777 sampai tiga pesawat per bulan, dari saat ini lima pesawat per bulan, mulai Juni 2010.
Untuk jumbo 747-8, perusahaan yang berbasis di Chicago ini merencanakan tingkat produksi naik menjadi dua pesawat per bulan dari 1,5 per bulan selama satu tahun, hingga pertengahan 2012 dari pertengahan 2013.
"Kami melihat 2010 sebagai tahun pemulihan ekonomi secara keseluruhan dalam industri dan 2011 tahun di mana penerbangan kembali ke keuntungan," kata Randy Tinseth, wakil presiden pemasaran untuk pesawat komersial Boeing.
"Sebagai hasilnya, kami mengantisipasi kenaikan permintaan pesawat terbang pada 2012 dan setelahnya."
Perusahaan mengatakan tidak mengharapkan percepatan produksi memiliki dampak material pada hasil keuangan 2010.
Saham Boeing melompat 2,13 persen menjadi 72,38 dolar pada awal perdagangan di New York.
"Pelanggan kami mengenali kemampuan besar dan nilai 777 dan 747-8," kata Jim Albaugh, presiden pesawat terbang komersial dan kepala eksekutif Boeing.
"Pasar membaik dan pendekatan pengeloaan konservatif kami berhasil menempatkan produksi kami dalam posisi di mana kita melihat perlu untuk meningkatkan produksi pesawat. Kenaikan tingkat kami adalah hal yang benar untuk dilakukan untuk mendukung pelanggan kami," katanya dalam sebuah pernyataan.
Boeing berencana untuk meningkatkan tingkat produksi dari twin-aisle (gang/jalan kembar di antara dua deretan tempat duduk) pesawat 777 menjadi tujuh pesawat per bulan dari lima per bulan, membawa ke depan jadwal sekitar enam bulan, hingga pertengahan 2011 dari awal 2012.
Pada April 2009, di tengah krisis ekonomi global, Boeing telah mengumumkan akan menskalakan kembali tingkat produksi 777 sampai tiga pesawat per bulan, dari saat ini lima pesawat per bulan, mulai Juni 2010.
Untuk jumbo 747-8, perusahaan yang berbasis di Chicago ini merencanakan tingkat produksi naik menjadi dua pesawat per bulan dari 1,5 per bulan selama satu tahun, hingga pertengahan 2012 dari pertengahan 2013.
"Kami melihat 2010 sebagai tahun pemulihan ekonomi secara keseluruhan dalam industri dan 2011 tahun di mana penerbangan kembali ke keuntungan," kata Randy Tinseth, wakil presiden pemasaran untuk pesawat komersial Boeing.
"Sebagai hasilnya, kami mengantisipasi kenaikan permintaan pesawat terbang pada 2012 dan setelahnya."
Perusahaan mengatakan tidak mengharapkan percepatan produksi memiliki dampak material pada hasil keuangan 2010.
Saham Boeing melompat 2,13 persen menjadi 72,38 dolar pada awal perdagangan di New York.
Kamis, 18 Maret 2010
Air Asia Butuh Dukungan Stakeholder
Makassar (ANTARA News) - Keterlibatan "stakeholder" sangat dibutuhkan untuk mengurangi beban operasional maskapai penerbangan Air Asia agar tetap mempertahankan rute penerbangan internasionalnya di Makassar.
Ketua Biro Perjalanan Wisata (Asita) Sulawesi Selatan Irham Ilyas di Makassar, Kamis, mengatakan upaya pemerintah dalam meminimalisir tingginya beban operasional penerbangan maskapai Air Asia di Makassar dianggap belum cukup, untuk itu keterlibatan pihak-pihak lain jelas sangat dibutuhkan.
Menurut dia, sebaiknya pihak-pihak lainnya bisa mendukung upaya pemerintah dan pihak Bandara Sultan Hasanuddin yang telah menggratiskan "landing fee" bagi maskapai penerbangan itu.
"Bantuan-bantuan itu masih belum cukup, buktinya mereka (Air Asia) masih saja merugi," ucapnya.
Menurut dia, untuk mempertahankan eksistensi rute penerbangan internasional, peranan praktisi pariwisata, agen travel dan pihak lainnya bisa memiliki tanggung jawab untuk membantu pemerintah mempertahankan keberadaan maskapai penerbangan ini.
Apalagi, lanjutnya, penutupan rute penerbangan internasional Air Asia di beberapa daerah justru lebih menguntungkan Sulsel sebagai satu-satunya daerah yang melayani rute penerbangan internasional dan keberadaannya bisa mengembalikan pencitraan pariwisata Sulsel.
Dia mengaku, sangat memberikan apresiasi terhadap upaya Pemprov Sulsel yang mempertahankan maskapai penerbangan ini dengan bersedia memenuhi kebutuhan Air Asia untuk menekan tingginya biaya operasional.
"Pemrov sangat bersungguh-sungguh ingin menangani masalah Air Asia, termasuk mengadakan kantor dan staf gratis untuk Air Asia," ujarnya.
Sementara itu, Pemprov Sulsel dan maskapai penerbangan Air Asia akan menandatangani perpanjangan kontrak pada 26 Maret 2010.
Kepala Dinas Pariwisata Sulsel Syuaib Mallombasi mengatakan, penandatanganan perpanjangan kontrak tersebut akan dilakukan pada penyelenggaraan gebyar promosi pariwisata Sulsel, sekaligus peluncuran awal "Visit South Sulawesi 2012".
Dengan penandatanganan kontrak tersebut, menurut dia, Air Asia diharapkan bersedia mempertahankan rute penerbangan Makassar-Kualalumpur yang semula akan ditutup oleh maskapai tersebut.
Maskapai penerbangan Air Asia semula berencana menutup rute penerbangan dari Makassar ke Malaysia pada 25 Februari 2010 karena jumlah penumpang yang semakin menurun.
Ketua Biro Perjalanan Wisata (Asita) Sulawesi Selatan Irham Ilyas di Makassar, Kamis, mengatakan upaya pemerintah dalam meminimalisir tingginya beban operasional penerbangan maskapai Air Asia di Makassar dianggap belum cukup, untuk itu keterlibatan pihak-pihak lain jelas sangat dibutuhkan.
Menurut dia, sebaiknya pihak-pihak lainnya bisa mendukung upaya pemerintah dan pihak Bandara Sultan Hasanuddin yang telah menggratiskan "landing fee" bagi maskapai penerbangan itu.
"Bantuan-bantuan itu masih belum cukup, buktinya mereka (Air Asia) masih saja merugi," ucapnya.
Menurut dia, untuk mempertahankan eksistensi rute penerbangan internasional, peranan praktisi pariwisata, agen travel dan pihak lainnya bisa memiliki tanggung jawab untuk membantu pemerintah mempertahankan keberadaan maskapai penerbangan ini.
Apalagi, lanjutnya, penutupan rute penerbangan internasional Air Asia di beberapa daerah justru lebih menguntungkan Sulsel sebagai satu-satunya daerah yang melayani rute penerbangan internasional dan keberadaannya bisa mengembalikan pencitraan pariwisata Sulsel.
Dia mengaku, sangat memberikan apresiasi terhadap upaya Pemprov Sulsel yang mempertahankan maskapai penerbangan ini dengan bersedia memenuhi kebutuhan Air Asia untuk menekan tingginya biaya operasional.
"Pemrov sangat bersungguh-sungguh ingin menangani masalah Air Asia, termasuk mengadakan kantor dan staf gratis untuk Air Asia," ujarnya.
Sementara itu, Pemprov Sulsel dan maskapai penerbangan Air Asia akan menandatangani perpanjangan kontrak pada 26 Maret 2010.
Kepala Dinas Pariwisata Sulsel Syuaib Mallombasi mengatakan, penandatanganan perpanjangan kontrak tersebut akan dilakukan pada penyelenggaraan gebyar promosi pariwisata Sulsel, sekaligus peluncuran awal "Visit South Sulawesi 2012".
Dengan penandatanganan kontrak tersebut, menurut dia, Air Asia diharapkan bersedia mempertahankan rute penerbangan Makassar-Kualalumpur yang semula akan ditutup oleh maskapai tersebut.
Maskapai penerbangan Air Asia semula berencana menutup rute penerbangan dari Makassar ke Malaysia pada 25 Februari 2010 karena jumlah penumpang yang semakin menurun.
Spare Part Rusak Batavia Air Gagal Berangkat
Malang (ANTARA News) - Pesawat Batavia Air Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan 7P244 tujuan Malang - Jakarta, Kamis, gagal berangkat dari Bandara Abdurahman Saleh Malang, Jatim, karena salah satu "spare part" atau komponennya mengalami kerusakan.
Distrik Manajer Batavia Air Malang, Fungki Suprapto mengatakan, secara pasti dirinya belum mengetahui penyebab pesawat yang dipiloti Kapten Yales itu tidak jadi "take off". "Informasi yang kami terima, katanya ada spare part yang diganti," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya akan segera mengganti "spare part" yang rusak tersebut. Sedangkan jika hingga hari ini pergantian "spare part" belum selesai dilakukan, maka akan diganti dengan pesawat lain.
Awalnya sempat muncul adanya dugaan bahwa penyebab batalnya keberangkatan Pesawat Batavia Air yang membawa 130 penumpang ini dikarenakan bannya pecah.
Namun pihak Batavia Air menolak jika pesawat jurusan Malang-Jakarta yang akan melakukan "take off" mengalami pecah ban.
Ia menjelaskan, hal ini murni karena adanya "spare part" yang harus diganti. Dikatakannya, dalam sehari jadwal penerbangan Batavia Air dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebanyak satu kali penerbangan, yakni pukul 12.15 WIB.
Namun akibat pembatalan ini, 90 orang penumpang terpaksa dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya dengan diangkut bus serta 40 penumpang lainnya memilih batal terbang.
"Bagi para penumpang yang hari ini gagal berangkat, akan langsung dialihkan ke Surabaya atau dikembalikan uangnya, selain itu kami juga menerima jika penumpang ada yang menunda berangkat besok," ujarnya.
Pesawat yang tiba dari Jakarta pukul 12.15 WIB itu, seharusnya direncanakan berangkat kembali dari Malang pukul 12.30 WIB. Namun, sekitar pada pukul 14.00 WIB, seluruh penumpang yang berjumlah 130 orang harus dievakuasi karena adanya pengumuman mendadak dari crew pesawat.
Dijelaskan Fungki, awal pembatalan penerbangan yakni saat akan "take off" di ujung landasan pukul 12.35 WIB. Karena adanya instruksikan dari pilot yang menyebutkan harus ada perbaikan spare part.
Distrik Manajer Batavia Air Malang, Fungki Suprapto mengatakan, secara pasti dirinya belum mengetahui penyebab pesawat yang dipiloti Kapten Yales itu tidak jadi "take off". "Informasi yang kami terima, katanya ada spare part yang diganti," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya akan segera mengganti "spare part" yang rusak tersebut. Sedangkan jika hingga hari ini pergantian "spare part" belum selesai dilakukan, maka akan diganti dengan pesawat lain.
Awalnya sempat muncul adanya dugaan bahwa penyebab batalnya keberangkatan Pesawat Batavia Air yang membawa 130 penumpang ini dikarenakan bannya pecah.
Namun pihak Batavia Air menolak jika pesawat jurusan Malang-Jakarta yang akan melakukan "take off" mengalami pecah ban.
Ia menjelaskan, hal ini murni karena adanya "spare part" yang harus diganti. Dikatakannya, dalam sehari jadwal penerbangan Batavia Air dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebanyak satu kali penerbangan, yakni pukul 12.15 WIB.
Namun akibat pembatalan ini, 90 orang penumpang terpaksa dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya dengan diangkut bus serta 40 penumpang lainnya memilih batal terbang.
"Bagi para penumpang yang hari ini gagal berangkat, akan langsung dialihkan ke Surabaya atau dikembalikan uangnya, selain itu kami juga menerima jika penumpang ada yang menunda berangkat besok," ujarnya.
Pesawat yang tiba dari Jakarta pukul 12.15 WIB itu, seharusnya direncanakan berangkat kembali dari Malang pukul 12.30 WIB. Namun, sekitar pada pukul 14.00 WIB, seluruh penumpang yang berjumlah 130 orang harus dievakuasi karena adanya pengumuman mendadak dari crew pesawat.
Dijelaskan Fungki, awal pembatalan penerbangan yakni saat akan "take off" di ujung landasan pukul 12.35 WIB. Karena adanya instruksikan dari pilot yang menyebutkan harus ada perbaikan spare part.
Polisi Selidiki Teror Bom Pesawat Riau Airlines
Pekanbaru (ANTARA News) - Kepolisian Resort (Polres) Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, tengah mengusut teror berupa ancaman pemboman terhadap pesawat Riau Airlines rute Tanjung Pinang-Jakarta dari seorang lelaki melalui telefon, Selasa (16/3) lalu.
"Polisi setempat mulai mengusut dan mendalami kasus ancaman teror bom oleh suara seorang lelaki yang tak dikenal," ujar Direktur Utama Riau Airlines, Teguh Triyanto, di Pekanbaru, Kamis.
Sejak peristiwa ancaman teror itu terjadi, perwakilan Riau Airlines yang berada di Kota Tanjung Pinang telah berulang kali dimintai keterangan oleh polisi.
Sedikitnya tiga kali pimpinan perwakilan maskapai itu, Muhammad Suhardi, yang menjabat sebagai Station Manager, dimintai keterangan oleh Polsek atau pun Polres Tanjung Pinang.
Pihak kepolisian ingin mengetahui kronologis kejadian dari ketika proses check-in penumpang, boarding, hingga pesawat bernomor penerbangan RIU 196 yang membawa 54 itu lepas landas dari Bandara Haji Fisabilillah.
"Kita tidak berani menuduh kalau prilaku iseng ancaman bom itu berasal dari calon penumpang kita, namun biarlah proses hukum yang bicara siapa yang telah menebar ancaman teror itu," katanya.
Muhammad Suhardi mengatakan, ancaman bom tidak mengurangi minat masyarakat menggunakan jasa maskapai milik pemerintah daerah se-Sumatera itu.
"Hingga kini tidak ada penumpang yang membatalkan penerbangan, dan rata-rata tingkat isian penumpang kita sekitar 70 persen untuk semua rute dari Tanjung Pinang dalam setiap penerbangan," ujarnya.
Sedikitnya terdapat empat kali frekuensi penerbangan dari Kota Tanjung Pinang setiap hari dengan rute Tanjung Pinang-Jakarta, Tanjung Pinang-Pekanbaru, Tanjung Pinang-Natuna dan Tanjung Pinang-Palmatak.
Sebelumnya pesawat Riau Airlines jenis BAE Avro RJ 100 dengan kode registrasi PK-RAZ mendapat ancaman teror bom ketika dalam perjalanan dari Kota Tanjung Pinang menuju Jakarta.
Tim Gegana Brimob yang memeriksa barang-barang bawaan penumpang di bagasi dan seluruh bagian pesawat sesaat setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta tidak menemukan bukti dari ancaman itu.
Seluruh penumpang dinyatakan selamat.
"Polisi setempat mulai mengusut dan mendalami kasus ancaman teror bom oleh suara seorang lelaki yang tak dikenal," ujar Direktur Utama Riau Airlines, Teguh Triyanto, di Pekanbaru, Kamis.
Sejak peristiwa ancaman teror itu terjadi, perwakilan Riau Airlines yang berada di Kota Tanjung Pinang telah berulang kali dimintai keterangan oleh polisi.
Sedikitnya tiga kali pimpinan perwakilan maskapai itu, Muhammad Suhardi, yang menjabat sebagai Station Manager, dimintai keterangan oleh Polsek atau pun Polres Tanjung Pinang.
Pihak kepolisian ingin mengetahui kronologis kejadian dari ketika proses check-in penumpang, boarding, hingga pesawat bernomor penerbangan RIU 196 yang membawa 54 itu lepas landas dari Bandara Haji Fisabilillah.
"Kita tidak berani menuduh kalau prilaku iseng ancaman bom itu berasal dari calon penumpang kita, namun biarlah proses hukum yang bicara siapa yang telah menebar ancaman teror itu," katanya.
Muhammad Suhardi mengatakan, ancaman bom tidak mengurangi minat masyarakat menggunakan jasa maskapai milik pemerintah daerah se-Sumatera itu.
"Hingga kini tidak ada penumpang yang membatalkan penerbangan, dan rata-rata tingkat isian penumpang kita sekitar 70 persen untuk semua rute dari Tanjung Pinang dalam setiap penerbangan," ujarnya.
Sedikitnya terdapat empat kali frekuensi penerbangan dari Kota Tanjung Pinang setiap hari dengan rute Tanjung Pinang-Jakarta, Tanjung Pinang-Pekanbaru, Tanjung Pinang-Natuna dan Tanjung Pinang-Palmatak.
Sebelumnya pesawat Riau Airlines jenis BAE Avro RJ 100 dengan kode registrasi PK-RAZ mendapat ancaman teror bom ketika dalam perjalanan dari Kota Tanjung Pinang menuju Jakarta.
Tim Gegana Brimob yang memeriksa barang-barang bawaan penumpang di bagasi dan seluruh bagian pesawat sesaat setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta tidak menemukan bukti dari ancaman itu.
Seluruh penumpang dinyatakan selamat.
Lion Bantah Roda Pendarat Pesawatnya Patah
Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Lion Air membantah adanya informasi yang menyatakan bahwa salah satu roda pendaratan pesawat B737-400 sebelah kanan patah ketika mendarat di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, sekitar pukul 10.25 WITA.
"Tidak benar informasi yang menyebutkan, landing gear pesawat kami patah," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Edward menjelaskan, pesawat B737-400 dengan jumlah penumpang 169 orang termasuk kru tersebut, mendarat dengan normal sekitar pukul 10.25 WITA. "Memang saat mendarat, cuaca sedang hujan, namun jarak pandang masih di atas 8 km," katanya.
Menurut Edward, setelah pesawat terhenti di ujung landasan, lalu berputar arah untuk menuju apron. "Saat roda bergerak, diketahui pesawat miring ke kanan dan setelah dicek bannya kempes," katanya.
Namun, Edward tidak bersedia merinci mengapa ban tersebut kempes, apakah karena pendaratan yang keras (hard landing) atau karena objek asing tidak dikenal (Foreign Object Damage).
"Kami belum tahu. Hal itu harus menunggu hasil investigasi dari pihak berwenang seperti KNKT atau Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan," katanya.
Ia juga mengakui, akibat peristiwa tersebut, bandara memang sempat ditutup sekitar satu jam dan setelah pesawat dievakuasi ke apron, bandara dibuka kembali.
"Sampai saat ini pesawat dalam proses perbaikan atau penggantian ban yang kempes, setelah itu menunggu ijin dari Ditjen Perhubungan Udara, agar bisa terbang kembali," katanya ketika dihubungi sekitar pukul 14.40 WIB.
"Tidak benar informasi yang menyebutkan, landing gear pesawat kami patah," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Edward menjelaskan, pesawat B737-400 dengan jumlah penumpang 169 orang termasuk kru tersebut, mendarat dengan normal sekitar pukul 10.25 WITA. "Memang saat mendarat, cuaca sedang hujan, namun jarak pandang masih di atas 8 km," katanya.
Menurut Edward, setelah pesawat terhenti di ujung landasan, lalu berputar arah untuk menuju apron. "Saat roda bergerak, diketahui pesawat miring ke kanan dan setelah dicek bannya kempes," katanya.
Namun, Edward tidak bersedia merinci mengapa ban tersebut kempes, apakah karena pendaratan yang keras (hard landing) atau karena objek asing tidak dikenal (Foreign Object Damage).
"Kami belum tahu. Hal itu harus menunggu hasil investigasi dari pihak berwenang seperti KNKT atau Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan," katanya.
Ia juga mengakui, akibat peristiwa tersebut, bandara memang sempat ditutup sekitar satu jam dan setelah pesawat dievakuasi ke apron, bandara dibuka kembali.
"Sampai saat ini pesawat dalam proses perbaikan atau penggantian ban yang kempes, setelah itu menunggu ijin dari Ditjen Perhubungan Udara, agar bisa terbang kembali," katanya ketika dihubungi sekitar pukul 14.40 WIB.
Selasa, 16 Maret 2010
Teror Bom Pesawat Riau Airlines Tidak Terbukti
Pekanbaru (ANTARA News) - Ancaman teror bom pria tak dikenal yang ditujukan kepada pesawat Riau Airlines dengan nomor penerbangan RIU 196 yang membawa 54 penumpang ketika dalam perjalanan dari Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, menuju Jakarta, Selasa sore (16/3), tidak terbukti.
"Setelah dilakukan penyisiran kondisi pesawat `clear`, dan ancaman teror bom kepada pesawat kami tidak terbukti," jelas Direktur Utama Riau Airlines, Teguh Triyanto, melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa malam.
Teguh yang menyaksikan langsung penyisiran tim Gegana Brimob terhadap pesawat Riau Airlines jenis BAe Avro RJ 100 dengan kode registrasi PK-RAZ yang mendapat ancaman teror bom, mengatakan, setidaknya tim penjinak bahan peledak (jihandak) melakukan penyisiran selama dua jam.
Penyisiran yang dilakukan tidak hanya terhadap barang bagasi bawaan penumpang, tetapi juga pada seluruh bagian ruang atau celah pesawat yang dimulai pukul 18.00 WIB dan berakhir pukul 20.00 WIB.
"Tim jihandak tidak menemukan barang atau benda yang mencurigakan seperti ancaman yang diperoleh oleh staf kami sesaat setelah pesawat Riau Airlines lepas landas dari Tanjung Pinang," katanya.
Dengan tidak terbuktinya ancaman teror bom itu, maka pesawat yang tadinya diparkir jauh dari terminal penumpang dengan posisi WC 2 Bandara Soekarno Hatta, dikembalikan parkir di posisi semestinya.
"Pesawat sudah diparkir di posisi semestinya dan esok pesawat itu kembali dioperasikan kembali pada rute penerbangan Jakarta-Tanjung Pinang-Natuna," katanya lagi.
Sebelumnya setelah lima menit pesawat Riau Airlines lepas landas dari Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, staf penjualan tiket di konter Riau Airlines Bandara Soekarno-Hatta mendapatkan ancaman bom melalui sambungan telepon dari suara seorang lelaki.
Setelah diterima kantor pusat Riau Airlines di Pekanbaru, informasi itu kemudian disampaikan langsung ke pilot pesawat yang dipiloti Kapt Mahmuddin Abu Bakar dan copilot Kapt M Atik Amin melalui percakapan radio.
Namun karena pesawat telah melewati wilayah udara Pangkal Pinang, Bangka Belitung, pilot memutuskan untuk langsung menerbangkan pesawat ke bandara tujuan dan mendarat di Cengkareng pukul 17.00 WIB dan diparkir jauh dari terminal penumpang untuk menghindari kemungkinan terburuk.
Puluhan penumpang juga diminta turun dengan tanpa membawa barang bagasi dengan alasan keselamatan hingga tim jihandak setempat melakukan penyisiran terhadap pesawat.
"Setelah dilakukan penyisiran kondisi pesawat `clear`, dan ancaman teror bom kepada pesawat kami tidak terbukti," jelas Direktur Utama Riau Airlines, Teguh Triyanto, melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa malam.
Teguh yang menyaksikan langsung penyisiran tim Gegana Brimob terhadap pesawat Riau Airlines jenis BAe Avro RJ 100 dengan kode registrasi PK-RAZ yang mendapat ancaman teror bom, mengatakan, setidaknya tim penjinak bahan peledak (jihandak) melakukan penyisiran selama dua jam.
Penyisiran yang dilakukan tidak hanya terhadap barang bagasi bawaan penumpang, tetapi juga pada seluruh bagian ruang atau celah pesawat yang dimulai pukul 18.00 WIB dan berakhir pukul 20.00 WIB.
"Tim jihandak tidak menemukan barang atau benda yang mencurigakan seperti ancaman yang diperoleh oleh staf kami sesaat setelah pesawat Riau Airlines lepas landas dari Tanjung Pinang," katanya.
Dengan tidak terbuktinya ancaman teror bom itu, maka pesawat yang tadinya diparkir jauh dari terminal penumpang dengan posisi WC 2 Bandara Soekarno Hatta, dikembalikan parkir di posisi semestinya.
"Pesawat sudah diparkir di posisi semestinya dan esok pesawat itu kembali dioperasikan kembali pada rute penerbangan Jakarta-Tanjung Pinang-Natuna," katanya lagi.
Sebelumnya setelah lima menit pesawat Riau Airlines lepas landas dari Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, staf penjualan tiket di konter Riau Airlines Bandara Soekarno-Hatta mendapatkan ancaman bom melalui sambungan telepon dari suara seorang lelaki.
Setelah diterima kantor pusat Riau Airlines di Pekanbaru, informasi itu kemudian disampaikan langsung ke pilot pesawat yang dipiloti Kapt Mahmuddin Abu Bakar dan copilot Kapt M Atik Amin melalui percakapan radio.
Namun karena pesawat telah melewati wilayah udara Pangkal Pinang, Bangka Belitung, pilot memutuskan untuk langsung menerbangkan pesawat ke bandara tujuan dan mendarat di Cengkareng pukul 17.00 WIB dan diparkir jauh dari terminal penumpang untuk menghindari kemungkinan terburuk.
Puluhan penumpang juga diminta turun dengan tanpa membawa barang bagasi dengan alasan keselamatan hingga tim jihandak setempat melakukan penyisiran terhadap pesawat.
Pesawat Riau Airlines Dapat Teror Bom
Pekanbaru (ANTARA News) - Pesawat Riau Airlines mendapatkan ancaman teror bom saat melakukan perjalanan dari Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ke Jakarta dengan membawa 54 orang penumpang.
Informasi yang dihimpun di kantor pusat maskapai Riau Airlines di Pekanbaru, Selasa, menyebutkan, pesawat dengan nomor penerbangan RIU 196 itu lepas landas pukul 15.30 WIB dari Bandara Raja Hajifisabilillah menuju Bandara Soekarno Hatta.
Lima menit setelah pesawat terbang dari Bandara Raja Hajifisabilillah, Tanjung Pinang, staf penjualan tiket di konter Riau Airlines Bandara Soekarno Hatta mendapatkan ancaman bom melalui sambungan telepon dari suara sorang lelaki.
"Staf tiket kita yang bernama Ika di Cengkareng menerima ancaman itu dari suara lelaki yang menyatakan ada di dalam pesawat yang baru terbang dari Tanjung Pinang terdapat bom," ujar Emergency Coordinator Asisstance Riau Airlines, Kapt Heru Triperwiranto.
Informasi itu kemudian dikabarkan dengan pilot pesawat Riau Airlines melalui komunikasi radio yang dipiloti Kapt Mahmuddin Abu Bakar dan copilot Kapt M Atik Amin.
Namun karena pesawat telah melewati wilayah udara Pangkal Pinang, Bangka Belitung, akhirnya pilot memutuskan untuk langsung menerbangkan pesawat jenis Bae Avro RJ 100 dengan 54 penumpang itu menuju Bandara Soekarno Hatta.
Pukul 17.10 WIB pesawat Riau Airlines itu kemudian mendarat di Cengkareng dan terparkir jauh dari lokasi terminal penumpang untuk menghindari kemungkinan buruk akibat ancaman dari orang tak dikenal itu.
Puluhan penumpang juga diminta turun dengan tanpa membawa barang bagasi dengan alasan keselamatan hingga tim penjinak bahan peledak (jihandak) setempat melakukan penyisiran terhadap pesawat.
"Sampai saat ini tin jihandak Brimob Polda setempat masih melakukan penyisiran terhadap pesawat kita," ujarnya.(Ant/R009)
Informasi yang dihimpun di kantor pusat maskapai Riau Airlines di Pekanbaru, Selasa, menyebutkan, pesawat dengan nomor penerbangan RIU 196 itu lepas landas pukul 15.30 WIB dari Bandara Raja Hajifisabilillah menuju Bandara Soekarno Hatta.
Lima menit setelah pesawat terbang dari Bandara Raja Hajifisabilillah, Tanjung Pinang, staf penjualan tiket di konter Riau Airlines Bandara Soekarno Hatta mendapatkan ancaman bom melalui sambungan telepon dari suara sorang lelaki.
"Staf tiket kita yang bernama Ika di Cengkareng menerima ancaman itu dari suara lelaki yang menyatakan ada di dalam pesawat yang baru terbang dari Tanjung Pinang terdapat bom," ujar Emergency Coordinator Asisstance Riau Airlines, Kapt Heru Triperwiranto.
Informasi itu kemudian dikabarkan dengan pilot pesawat Riau Airlines melalui komunikasi radio yang dipiloti Kapt Mahmuddin Abu Bakar dan copilot Kapt M Atik Amin.
Namun karena pesawat telah melewati wilayah udara Pangkal Pinang, Bangka Belitung, akhirnya pilot memutuskan untuk langsung menerbangkan pesawat jenis Bae Avro RJ 100 dengan 54 penumpang itu menuju Bandara Soekarno Hatta.
Pukul 17.10 WIB pesawat Riau Airlines itu kemudian mendarat di Cengkareng dan terparkir jauh dari lokasi terminal penumpang untuk menghindari kemungkinan buruk akibat ancaman dari orang tak dikenal itu.
Puluhan penumpang juga diminta turun dengan tanpa membawa barang bagasi dengan alasan keselamatan hingga tim penjinak bahan peledak (jihandak) setempat melakukan penyisiran terhadap pesawat.
"Sampai saat ini tin jihandak Brimob Polda setempat masih melakukan penyisiran terhadap pesawat kita," ujarnya.(Ant/R009)
Minggu, 07 Maret 2010
Kerusakan Jalan Kerinci Picu Lonjakan Penumpang Pesawat
Jambi (ANTARA News) - Kerusakan jalan yang menghubungkan KabuPaten Merangin dan Kabupaten Kerinci sepanjang 160 km memicu lonjakan penumpang pesawat dari Jambi ke kabupaten paling barat Provinsi Jambi tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci Basyarin di Jambi, Minggu, mengatakan kerusakan jalan yang menghubungkan Kota Sungai Penuh, Kabupaten KerInci dan Kota Bangko, Kabupaten Merangin itu kian parah, waktu tempuh yang sebelumnya hanya empat jam, kini bisa mencapai tujuh jam.
"Kerusakan jalan itu membuat penumpang dari Kota Jambi menuju Kabupaten Kerinci dan sebaliknya lebh memilih menggunakan angkutan udara kendati tarifnya hampir tiga kali lipat dibandng menggunakan bus," katanya.
Tarif bus dari Jambi menuju Kerinci antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu, sementara tarif pesawat sekitar Rp300 ribu hingga Rp400 ribu.
"Sejak tiga pekan terakhir penumpang pesawat Riau Airlines yang melayani penumpang Jambi-Kerinci selalu penuh," katanya.
Riau Airlines yang mengoperasikan pesawat jenis Fokker 50 dengan kapasitas 50 penumpang itu sejak beroperasi pertengahan Januari 2010 melayani penumpang dua kali sepekan pada Rabu dan Sabtu.
Lonjakan penumpang pesawat sejak tiga pekan terakhir terus meningkat sehingga pihak perusahaan akan menambah jadwal penerbangan menjadi tiga kali sepekan, direncanakan, Sabtu, Rabu dan Senin.
Basyararin mengatakan kendati lonjakan penumpang pesawat terus meningkat sesuai keinginan Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk menjaring wisatawan dan investor, hal itu tidak berarti membiarkan kerusakan jalan darat.
Jalan Bangko-Kerinci yang statusnya jalan provinsi itu sangat dibutuhkan untuk sarana angkutan barang dan penumpang, karena satu-satunya jalur ekonomi dan sosial terdekat menghubungkan Kabupaten Kerinci dan Kota Jambi.
Pemerintah Kabupaten Kerinci terus berusaha supaya status jalan Bangko-Kerinci itu ditingkatkan statusnya menjadi jalan negara sehingga bisa mendapatkan kucuran dana dari APBN.
"Masyasarakat Kerinci sangat megharapkan peningkatan status jalan tersebut, seperti jalan yang menghubungkan Kota Jambi dan kabupaten lainnya yang dirawat dan didanai oleh dana yang bersumber dari APBN dan APBD Jambi," kata Basyarin.(Ant)
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci Basyarin di Jambi, Minggu, mengatakan kerusakan jalan yang menghubungkan Kota Sungai Penuh, Kabupaten KerInci dan Kota Bangko, Kabupaten Merangin itu kian parah, waktu tempuh yang sebelumnya hanya empat jam, kini bisa mencapai tujuh jam.
"Kerusakan jalan itu membuat penumpang dari Kota Jambi menuju Kabupaten Kerinci dan sebaliknya lebh memilih menggunakan angkutan udara kendati tarifnya hampir tiga kali lipat dibandng menggunakan bus," katanya.
Tarif bus dari Jambi menuju Kerinci antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu, sementara tarif pesawat sekitar Rp300 ribu hingga Rp400 ribu.
"Sejak tiga pekan terakhir penumpang pesawat Riau Airlines yang melayani penumpang Jambi-Kerinci selalu penuh," katanya.
Riau Airlines yang mengoperasikan pesawat jenis Fokker 50 dengan kapasitas 50 penumpang itu sejak beroperasi pertengahan Januari 2010 melayani penumpang dua kali sepekan pada Rabu dan Sabtu.
Lonjakan penumpang pesawat sejak tiga pekan terakhir terus meningkat sehingga pihak perusahaan akan menambah jadwal penerbangan menjadi tiga kali sepekan, direncanakan, Sabtu, Rabu dan Senin.
Basyararin mengatakan kendati lonjakan penumpang pesawat terus meningkat sesuai keinginan Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk menjaring wisatawan dan investor, hal itu tidak berarti membiarkan kerusakan jalan darat.
Jalan Bangko-Kerinci yang statusnya jalan provinsi itu sangat dibutuhkan untuk sarana angkutan barang dan penumpang, karena satu-satunya jalur ekonomi dan sosial terdekat menghubungkan Kabupaten Kerinci dan Kota Jambi.
Pemerintah Kabupaten Kerinci terus berusaha supaya status jalan Bangko-Kerinci itu ditingkatkan statusnya menjadi jalan negara sehingga bisa mendapatkan kucuran dana dari APBN.
"Masyasarakat Kerinci sangat megharapkan peningkatan status jalan tersebut, seperti jalan yang menghubungkan Kota Jambi dan kabupaten lainnya yang dirawat dan didanai oleh dana yang bersumber dari APBN dan APBD Jambi," kata Basyarin.(Ant)
Sabtu, 06 Maret 2010
Maskapai Penerbangan Masih Boleh Gunakan Pilot Asing
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia masih mengizinkan penggunaan pilot asing karena kurangnya lulusan pilot untuk industri penerbangan domestik.
"Kami masih setujui pilot asing, termasuk hingga FO (flight officer) atau co-pilot. Namun, tetap kita awasi," kata Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S. Gumay dalam Batch I Graduation Day 2010 Bali International Flight Academy (BIFA) di Jakarta, Sabtu (6/3).
Ferry Bakti menjelaskan pada awalnya, Indonesia hanya mengizinkan tenaga asing hanya untuk instruktur, tapi kini, hingga pilot pun sudah diizinkan karena pasokan domestik tidak mampu.
Sampai saat ini baru ada tujuh sekolah pilot di Indonesia dengan lulusan sebanyak 100-120 orang per tahun . Padahal, kebutuhannya hingga 400-500 pilot per tahun," katanya.Namun, Herry tidak merinci sampai kapan kebijakan tersebut akan diterapkan.
"Kami masih setujui pilot asing, termasuk hingga FO (flight officer) atau co-pilot. Namun, tetap kita awasi," kata Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S. Gumay dalam Batch I Graduation Day 2010 Bali International Flight Academy (BIFA) di Jakarta, Sabtu (6/3).
Ferry Bakti menjelaskan pada awalnya, Indonesia hanya mengizinkan tenaga asing hanya untuk instruktur, tapi kini, hingga pilot pun sudah diizinkan karena pasokan domestik tidak mampu.
Sampai saat ini baru ada tujuh sekolah pilot di Indonesia dengan lulusan sebanyak 100-120 orang per tahun . Padahal, kebutuhannya hingga 400-500 pilot per tahun," katanya.Namun, Herry tidak merinci sampai kapan kebijakan tersebut akan diterapkan.
Pada kesempatan itu, lulusan pertama BIFA sebanyak 21 orang langsung diterima oleh PT Garuda Indonesia.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengakui, pihaknya ikut menyeleksi para calon pilot itu.
"Tahun ini, kami butuh 100-120 pilot baru dan ini akan berlangsung hingga 2014. Saat itu, proyeksi total pesawat kami mencapai 116 unit dari saat ini 67 unit," kata Emirsyah.
Emirsyah mengaku, tahun ini saja Garuda akan mendatangkan 24 pesawat baru. "Untuk itu, diperlukan pasokan pilot-pilot baru per tahun hingga 2014," katanya.
Emirsyah juga menyebut, untuk memenuhi kebutuhan itu, pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah sekolah pilot seperti STIP Curuq, Malaysia dan Cebu Filipina.
"Dari Curuq tahun ini akan dapat tambahan 41 lulusan pilot baru, sekitar 20-an dari Malaysia," kata Emirsyah.
Instruktur asing
Chairman BIFA Robby Djohan mengaku, sampai saat ini BIFA masih diperkuat oleh 9-10 instruktur asing.
Namun, lanjut Robby, pihaknya berkomitmen untuk terus menambah tenaga instruktur domestik.
"Tahun ini 10 instruktur kami didik dengan biaya mencapai Rp6 miliar," katanya.
Berikutnya per tahun dua hingga empat instruktur akan dididik untuk memperkuat BIFA hingga tercapai sekitar 20 instruktur.
"Kami berambisi menjadi salah satu sekolah pilot terbaik di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan," kata Robby.
BIFA berlokasi di Kabupaten Buleleng, Bali dan memulai aktivitasnya sejak awal 2009.(Ant)
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengakui, pihaknya ikut menyeleksi para calon pilot itu.
"Tahun ini, kami butuh 100-120 pilot baru dan ini akan berlangsung hingga 2014. Saat itu, proyeksi total pesawat kami mencapai 116 unit dari saat ini 67 unit," kata Emirsyah.
Emirsyah mengaku, tahun ini saja Garuda akan mendatangkan 24 pesawat baru. "Untuk itu, diperlukan pasokan pilot-pilot baru per tahun hingga 2014," katanya.
Emirsyah juga menyebut, untuk memenuhi kebutuhan itu, pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah sekolah pilot seperti STIP Curuq, Malaysia dan Cebu Filipina.
"Dari Curuq tahun ini akan dapat tambahan 41 lulusan pilot baru, sekitar 20-an dari Malaysia," kata Emirsyah.
Instruktur asing
Chairman BIFA Robby Djohan mengaku, sampai saat ini BIFA masih diperkuat oleh 9-10 instruktur asing.
Namun, lanjut Robby, pihaknya berkomitmen untuk terus menambah tenaga instruktur domestik.
"Tahun ini 10 instruktur kami didik dengan biaya mencapai Rp6 miliar," katanya.
Berikutnya per tahun dua hingga empat instruktur akan dididik untuk memperkuat BIFA hingga tercapai sekitar 20 instruktur.
"Kami berambisi menjadi salah satu sekolah pilot terbaik di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan," kata Robby.
BIFA berlokasi di Kabupaten Buleleng, Bali dan memulai aktivitasnya sejak awal 2009.(Ant)
Langganan:
Postingan (Atom)