Kabut Asap Ancam Operasional Bandara Pekanbaru
Kabut Asap di Bandara Sultan Syarif Kasim II tahun lalu. (ANTARA/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA News) - Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau, mewaspadai kondisi kabut asap yang berpotensi mengancam aktivitas penerbangan akibat jarak pandang terus menurun.

Air Port Duty Manager Bandara SSK II, Ibnu Hasan, kepada ANTARA di Pekanbaru, Minggu, mengatakan kabut asap sudah terlihat menyelimuti landas pacu sejak jam operasional Bandara dibuka pada pukul 06.00 WIB. Asap berdampak pada jarak pandang yang semula mencapai 2.500 meter, namun terus anjlok hingga batas minimum kelayakan penerbangan yakni 1.000 meter pada pukul 08.00 WIB.

"Apabila kabut asap makin pekat hingga jarak pandang di bawah 1.000 meter, maka kami harus menutup operasional Bandara sesuai dengan ketentuan yang berlaku," katanya.

Menurut Ibnu Hasan, penerbangan masih bisa dilakukan meski landas pacu terselimut kabut asap. Tercatat sebanyak empat penerbangan pertama, baik dari Bandara SSK II maupun dari Bandara Soekarno-Hatta, tetap bisa dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Sementara itu, staf analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Ardhitama, mengatakan kabut asap diduga kuat merupakan hasil dari kebakaran lahan dan hutan yang melanda sejumlah wilayah di Riau. Pantauan terakhir dari satelit NOAA 18 menunjukan sebanyak 161 titik api tersebar di Riau, yang menjadi penyumbang terbesar kebakaran lahan dan hutan di Sumatera yang tercatat ada sebanyak 277 titik api.

"Sebanyak 161 titik api terpantau di sembilan daerah di Riau," ujarnya.

Titik api paling banyak terdapat di Kabupaten Bengkalis yang mencapai 39 titik, kemudian Kabupaten Rokan Hulu (33), Pelalawan (22), Siak (20), Kampar (13), Indragiri Hilir (13), Rokan Hilir (12), Indragiri Hulu (5), dan Dumai (4).

Ia memperkirakan asap tetap bertahan karena kekuatan tiupan angin cenderung lemah, sedangkan peluang hujan di sejumlah wilayah Riau masih dalam intensitas rendah.(*)