Dumai (ANTARA News) - Pesawat Fokker 100 milik Pelita Air dari Jakarta tujuan Bandara Pinang Kampai, Dumai, Senin, gagal mendarat di bandara tersebut karena tebalnya kabut asap.
Pesawat tersebut kemudian terpaksa mengalihkan pendaratan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, kata petugas Lalu Lintas Udara Bandara Pinang Kampai Van Baisten Sitanggang.
"Pesawat Pelita Air dari Jakarta itu hanya berputar-putar diatas bandara, tidak dapat mendarat karena tebalnya kabut asap," ujar Van Baisten Sitanggang.
Menurut dia, pesawat yang dicarter perusahaan PT Chevron itu dijadwalkan mendarat di Bandara Pinang Kampai Dumai pada pukul 09.30 wib namun karena tertutupnya landasan udara oleh kabut asap menyebabkan pesawat hanya berputar di atas bandara dan gagal mendarat.
Ia mengatakan, pesawat tersebut akhirnya berbalik terbang ke arah Pekanbaru dan hingga pukul 11.45 wib penerbangan ke Dumai belum dibuka.
Dijelaskannya sejak pukul 07.00 Wib tadi pagi bandara yang berada di kota minyak itu ditutup untuk penerbangan karena jarak pandang akibat kabut asap dibawah 1.000 meter yang berisiko untuk penerbangan.
Sitanggang mengatakan pada Senin ini dijadwalkan tiga pesawat mendarat di bandara tersebut selain pesawat Pelita yang di carter PT Chevron, juga satu pesawat Fokker 100 Pelita Air yang dicarter Pertamina dan pesawat Fokker 50 milik maskapai penerbangan Riau Airlines (RAL).
"Dua pesawat Pelita dari Jakarta dan satu pesawat RAL dari Pekanbaru hingga sekarang tidak dapat mendarat di Dumai," ujar Sitanggang.
Ia mengatakan, dua pesawat Pelita itu mendarat di bandara SSK II Pekanbaru sedangkan pesawat RAL hingga kini belum menjadwalkan penerbangan ke Dumai karena kuatir kabut asap.
Menurut dia, ratusan penumpang tujuan Jakarta dan Pekanbaru hingga kini masih menumpuk di bandara Dumai dan belum ada kejelasan jadwal keberangkatan mereka ke tempat tujuan.
Sementara itu, udara Kota Dumai makin siang makin tertutup kabut asap yang sangat tebal dengan jarak pandang dibawah 100 meter. Pengendara sepeda motor dan mobil di daerah itu menghidupkan lampu agar lawan dari arah berlawanan dapat terlihat.
Sedangkan lokasi kebakaran di kota tersebut berada di Desa Selingsing, Kecamatan Medang Kampai yakni arah jalan lintas Dumai-Sungai Pakning.
"Diperkirakan lahan yang terbakar di daerah itu sekitar 100 hektare. Lahan kosong hutan belukar," kata A. rahman salah seorang warga yang tinggal di Desa Sepahat, Kabupaten Bengkalis.
Ia mengetahui lokasi tersebut terbakar karena desa tetangganya dan saat ke Dumai tadi pagi melewati lahan yang terbakar itu.
"Asap dari kebakaran sangat tebal menutupi jalan. Kami belum melihat ada petugas kebakaran memadamkan api," katanya yang ditemui di SPBU Dumai saat mengantri mengisi bahan bakar motornya. (*)
Pesawat tersebut kemudian terpaksa mengalihkan pendaratan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, kata petugas Lalu Lintas Udara Bandara Pinang Kampai Van Baisten Sitanggang.
"Pesawat Pelita Air dari Jakarta itu hanya berputar-putar diatas bandara, tidak dapat mendarat karena tebalnya kabut asap," ujar Van Baisten Sitanggang.
Menurut dia, pesawat yang dicarter perusahaan PT Chevron itu dijadwalkan mendarat di Bandara Pinang Kampai Dumai pada pukul 09.30 wib namun karena tertutupnya landasan udara oleh kabut asap menyebabkan pesawat hanya berputar di atas bandara dan gagal mendarat.
Ia mengatakan, pesawat tersebut akhirnya berbalik terbang ke arah Pekanbaru dan hingga pukul 11.45 wib penerbangan ke Dumai belum dibuka.
Dijelaskannya sejak pukul 07.00 Wib tadi pagi bandara yang berada di kota minyak itu ditutup untuk penerbangan karena jarak pandang akibat kabut asap dibawah 1.000 meter yang berisiko untuk penerbangan.
Sitanggang mengatakan pada Senin ini dijadwalkan tiga pesawat mendarat di bandara tersebut selain pesawat Pelita yang di carter PT Chevron, juga satu pesawat Fokker 100 Pelita Air yang dicarter Pertamina dan pesawat Fokker 50 milik maskapai penerbangan Riau Airlines (RAL).
"Dua pesawat Pelita dari Jakarta dan satu pesawat RAL dari Pekanbaru hingga sekarang tidak dapat mendarat di Dumai," ujar Sitanggang.
Ia mengatakan, dua pesawat Pelita itu mendarat di bandara SSK II Pekanbaru sedangkan pesawat RAL hingga kini belum menjadwalkan penerbangan ke Dumai karena kuatir kabut asap.
Menurut dia, ratusan penumpang tujuan Jakarta dan Pekanbaru hingga kini masih menumpuk di bandara Dumai dan belum ada kejelasan jadwal keberangkatan mereka ke tempat tujuan.
Sementara itu, udara Kota Dumai makin siang makin tertutup kabut asap yang sangat tebal dengan jarak pandang dibawah 100 meter. Pengendara sepeda motor dan mobil di daerah itu menghidupkan lampu agar lawan dari arah berlawanan dapat terlihat.
Sedangkan lokasi kebakaran di kota tersebut berada di Desa Selingsing, Kecamatan Medang Kampai yakni arah jalan lintas Dumai-Sungai Pakning.
"Diperkirakan lahan yang terbakar di daerah itu sekitar 100 hektare. Lahan kosong hutan belukar," kata A. rahman salah seorang warga yang tinggal di Desa Sepahat, Kabupaten Bengkalis.
Ia mengetahui lokasi tersebut terbakar karena desa tetangganya dan saat ke Dumai tadi pagi melewati lahan yang terbakar itu.
"Asap dari kebakaran sangat tebal menutupi jalan. Kami belum melihat ada petugas kebakaran memadamkan api," katanya yang ditemui di SPBU Dumai saat mengantri mengisi bahan bakar motornya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar