Selasa, 30 Juni 2009 | 03:02 WIB
Nasib tiga awak di dalam pesawat itu belum diketahui. ”Heli milik misi (Mission Aviation Fellowship/MAF) sudah berangkat melakukan pencarian, tetapi belum ada hasil karena cuaca berkabut. Yang dapat kami sampaikan hanya membenarkan bahwa pesawat hilang kontak,” ujar Marthen The Urpon, Manajer Cabang PT Aviastar Mandiri Jayapura, Senin malam.
Awak pesawat, yaitu pilot Kapten Frans Nobel, kopilot Dedi S, dan teknisi Ahmad Chaeroni, belum diketahui nasibnya.
Direktur Utama PT Aviastar Mandiri Bayu Sutanto di Jakarta, Senin malam, menjelaskan, kru pesawat twin otter itu mengontak Bandara Wamena lima menit sebelum jadwal pendaratan. Menurut jadwal, pesawat berangkat dari Dekai pukul 13.32 WIT dan dijadwalkan mendarat di Wamena pukul 14.02.
”Namun, setelah itu tak ada lagi komunikasi dan hingga setengah jam setelah jadwal pendaratan, pesawat yang dinanti- nanti tidak muncul,” kata Bayu.
Tim SAR dengan pesawat MAF dan Trigana berkeliling di atas Pegunungan Tengah, Papua, untuk menelisik keberadaan pesawat tersebut. Kabut disertai gerimis menyulitkan upaya pencarian. Bersamaan dengan kian gelapnya cuaca menjelang petang, pencarian pun dihentikan sementara. ”Tim tersebut akan melanjutkan pencarian besok (Selasa) pagi. Semoga cuaca cerah,” papar Bayu.
Polisi memperkirakan, saat hilang kontak, pesawat berada di sekitar wilayah Tangma-Kurima, Kabupaten Yahukimo.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Ajun Komisaris Besar Nurhabri mengatakan, hingga semalam, isi kontak percakapan terakhir selama enam menit itu belum diketahui.
Pesawat reguler pembawa kargo Dekai-Wamena itu membawa barang kebutuhan pokok seberat 1.617 kilogram.
Menurut catatan Kompas, pada 9 April 2009, pesawat jenis Bae 146-300, juga milik Aviastar, jatuh di kawasan Pegunungan Tengah, Jayawijaya.
Seluruh enam awak, yakni pilot, kopilot, awak kabin, dan teknisi, tewas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar