Kamis, 11 Juni 2009

Asosiasi Penerbangan Pertanyakan Komitmen Xian Aircraft

Sumber: Tempointeraktif.com

Kamis, 11 Juni 2009 | 20:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesian National Air Carrier Association (INACA) mempertanyakan komitmen Xian Aircraft Company Ltd, produsen pesawat MA-60 asal Cina. Sebab, Xian dianggap lambat merespons kerusakan rudder atau sayap belakang pesawat pada MA-60 yang dioperasikan PT Merpati Nusantara Airlines.

Merpati juga tidak lagi mendapatkan layanan suku cadang dan teknisi dari Xian atas rusaknya dua pesawat MA-60. Padahal Xian bertanggung jawab atas perawatan pesawat selama 3,5 tahun sejak pembelian pesawat itu. "Kami menyayangkan sikap Xian itu, kalau Boeing atau Airbus pasti responya sangat cepat," kata Sekretaris Jenderal INACA, Tengku Burhanuddin, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (11/6).

Menurut dia, sikap Xian tersebut layak dipertanyakan karena dunia penerbangan Indonesia terkena imbasnya. Jika dibiarkan justru akan menimbulkan preseden buruk bahwa pelaku penerbangan dan pemerintah Indonesia tidak peduli dengan persoalan keselamatan.

"Klarifikasi dari pabrikan pesawat memang perlu, dan ini perlu segera dituntut ke mereka (Xian)," ujar Tengku. Bahkan, Tengku menyayangkan atas keputusan pemerintah dan Merpati untuk menggunakan pesawat MA-60 tersebut. Alasannya, tingkat reliabilitas dan kehandalan pesawat sipil dari Cina itu belum pernah teruji dengan baik.

Rabu (10/6) Kemarin, Direktur Utama Merpati Bambang Bhakti melontarkan ultimatum kepada Xian untuk segera menyelesaikan negosiasi atas sengketa pembelian 15 pesawat MA-60 hingga akhir bulan ini. Jika batas waktu itu terlewati, Merpati akan menjalankan rencana kontijensinya (darurat) dengan membeli pesawat dari produsen lain.

Langkah kontijensi akan diambil karena perseroan harus menjalankan operasionalnya. Sejak Oktober tahun lalu, Merpati tidak mendapatkan lagi layanan suku cadang dan teknisi dari Xian atas rusaknya dua pesawat MA-60. Padahal Xian bertanggung jawab atas perawatan pesawat selama 3,5 tahun sejak pembelian pesawat itu. Akibatnya, Merpati mengurus sendiri dan membeli suku cadang dengan harga pasar untuk memperbaiki pesawat tersebut.

WAHYUDIN FAHMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar